Desa Jeruk, Kabupaten Boyolali, memiliki potensi luar biasa untuk menjadi desa percontohan dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana  dengan tema "Pemberdayaan Masyarakat untuk Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan melalui TOGA dan Bank Sampah", kami berupaya menjawab berbagai tantangan lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat.
Desa Jeruk memiliki tanah yang subur sehingga menjadikannya lokasi yang cocok untuk pengembangan pertanian dan pemanfaatan lahan secara produktif. Komoditas utama Desa Jeruk meliputi tembakau dan berbagai sayuran hortikultura seperti brokoli, kol, bunga kol, daun bawang, kentang, bawang merah, pakcoy, selada, dan wortel. Namun, terdapat beberapa permasalahan yang terjadi di Desa Jeruk ini yaitu belum adanya petani yang membudidayakan tanaman obat seperti jahe, kencur, temulawak, dan lainnya. Padahal kondisi strategis ini mendukung untuk budidaya tanaman obat. Â ketiadaan fasilitas tempat sampah khusus untuk penyimpanan botol plastik dapat berpotensi menimbulkan masalah lingkungan yang serius.
Mari kita mengenal "Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga" (ASMAN TOGA)
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah sekelompok tanaman yang dikenal juga sebagai "Apotek Hidup". Tanaman ini mencakup berbagai jenis tumbuhan obat pilihan yang dapat ditanam di pekarangan rumah atau sekitar lingkungan tempat tinggal. Biasanya, tanaman yang dipilih adalah yang dapat digunakan untuk memberikan pertolongan pertama pada penyakit ringan seperti demam dan batuk. Tanaman ini dapat dibudidayakan dalam pot-pot atau di lahan sekitar rumah, baik dalam skala kecil maupun menengah. Selain bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, TOGA juga bisa menjadi sumber tambahan pendapatan bagi keluarga (3).
Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan tradisi yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di desa. Meskipun teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang pesat, penggunaan tanaman sebagai bahan obat-obatan tradisional oleh masyarakat justru semakin meningkat dan berkembang dengan baik. Fenomena ini terlihat dari semakin banyaknya obat tradisional dan jamu-jamu yang beredar di masyarakat dan diolah secara mandiri.
Manfaat tumbuhan sebagai obat di masyarakat sangat beragam, antara lain menjaga kesehatan dengan keampuhan obat tradisional (herbal) yang telah terbukti secara empiris dan digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat, memperbaiki status gizi masyarakat melalui tanaman apotek hidup seperti kacang, sawo, belimbing wuluh, sayuran, dan buah-buahan lainnya yang dapat meningkatkan gizi dan memenuhi kebutuhan vitamin, menghijaukan lingkungan dengan penanaman apotek hidup sebagai salah satu cara untuk penghijauan lingkungan tempat tinggal, serta meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penjualan hasil tumbuhan yang dapat menambah penghasilan keluarga (2).
Yuk kita mengenal apa itu "Bank Sampah"
Bank sampah adalah sebuah sistem pengelolaan sampah kering yang dilakukan secara kolektif dengan tujuan mendorong partisipasi aktif masyarakat. Sistem ini bertugas mengumpulkan, memilah, dan menyalurkan sampah yang memiliki nilai ekonomi ke pasar, sehingga masyarakat dapat memperoleh keuntungan finansial dari pengelolaan sampah mereka. Selain itu, bank sampah juga merupakan metode alternatif yang efektif untuk mendorong kepedulian masyarakat terhadap masalah sampah melalui pengelolaan sampah berbasis rumah tangga (1).