Mohon tunggu...
Julia Andayani
Julia Andayani Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Karyawati antusias yang menuangkan segala ide, pemikiran, pendapat, ulasan dan pengalaman dalam sebuah tulisan. Dimana tulisan adalah bentuk dari berontak logika dan perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan ucapan. Silahkan kunjungi blog saya di juliaimnida.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Religius Boleh, tapi Usahakan Tetap Kalem Ya Kawan

9 September 2016   08:54 Diperbarui: 9 September 2016   11:02 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak cukup itu, akan lebih baik jika setiap media sosial menyediakan sistem pelaporan, maksudnya untuk postingan yang kira-kira dianggap menggangu kenyaman para pengguna, harap bisa langsung dilaporkan pada media sosial, agar penyalahgunaan tidak berlanjut. Untuk tindak lanjutnya tiap-tiap media sosial seharusnya punya sanksi dan kebijakan sendiri, cara yang paling banyak dilakukan adalah dengan memblokir akun terkait sehingga pengguna tidak bisa menggunakannya lagi. Hal ini sekiranya bisa memberikan shock therapy atau efek jera kepada para pengguna yang menyalahgunakannya.

Jadilah user yang cerdas

Biasanya pertikaian dimulai dari satu pihak dan dilanjutkan oleh beberapa pihak yang pro, dan akhirnya akan ditentang oleh pihak yang kontra. Pro dan kontra ini sebenarnya adalah hal yang biasa terjadi, tetapi sebagai pengguna yang cerdas, usahakan untuk tetap menahan diri meskipun kita pro ataupun kontra karena kita menyadari bahwa pandangan setiap orang memang berbeda. Pengguna yang cerdas tidak akan dengan mudah terpancing oleh hal-hal yang sensitif. Apalagi ruang debatnya merupakan suatu media sosial  yang kesannya tidaklah etis jika kita banyak berkomentar di dunia maya.

Boleh bersimpati, tapi usahakan tetap kalem

Boleh-boleh saja kita membagikan suatu berita, foto atau video yang memang patut untuk diketahui oleh banyak orang saat kita bertujuan untuk memberikan informasi kepada banyak orang. Tetapi terkadang banyak sekali pihak-pihak yang terlalu bersemangat dan akhirnya sangat kokoh dengan apa yang dibagikannya. 

Meskipun kontennya bernilai positif, usahakan untuk tetap stabil dan kalem dalam mempertahankan kontennya. Bersikap terlalu pro bahkan bisa mengundang pihak-pihak tertentu merasa tidak senang dan mencemooh kita terlalu berlebihan.

Media sosial itu refeksi diri kita

Tentu saja benar. Setiap postingan itu menunjukkan jati diri kalian. Seseorang yang pasif dimedia sosial biasanya berinteraksi lebih baik di lingkungan sosial mereka. Tapi bukan berarti yang aktif atau sangat aktif di media sosial itu tidak berinteraksi dengan baik di lingkungan sosial mereka. 

Bisa saja ada beberapa pengguna yang memanfaatkan media sosial sebagai suatu sarana untuk membagikan pengalaman religius mereka tetapi dengan peringatan untuk tetap berada di lintasan. Karena ini kembali lagi kepada pengguna nya. Apa yang kita tunjukkan di media sosial akan menunjukkan kepada mereka siapa sebenarnya diri kita.

http://fkptdiy.com/islam-dan-toleransi/
http://fkptdiy.com/islam-dan-toleransi/
Pada dasarnya penggunaan media sosial itu berawal dari kita sendiri. Bagaimana kita menggunakannya dan untuk hal apa. Pertikaian yang bisa terjadi akibat pandangan dan pendapat yang berbeda terutama dalam hal beragama adalah hal yang biasa pada umumnya. Tetapi tidaklah pantas jika sebagai umat beragama kita memperdebatkan agama di media sosial, yang bahkan dalam kehidupan bermasyarakat pun agama bukanlah hal yang patut untuk diperdebatkan. 

Media sosial itu diciptakan untuk memudahkan kita berkomunikasi dan mempermudah mobilisasi kita dijaman yang serba canggih ini, bukannya semakin maju, malah kita semakin jatuh akibat menyalahgunakan media sosial sebagai sarana untuk memperlihatkan kehebatan agama yang dianut. Akibatnya terjadi pertikaian antarumat beragama yang hanya akan memperburuk jati diri bangsa. Kita bisa menggunakan semua media sosial, artinya kita bisa cerdas dalam menggunakannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun