Mohon tunggu...
Anastasya Aulia Andini
Anastasya Aulia Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

people come and go

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Wayang Suket Puspasarira

29 Maret 2023   15:47 Diperbarui: 29 Maret 2023   15:49 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perubahan tampilan tersebut memang menarik perhatian masyarakat khususnya generasi milenial untuk lebih tertarik untuk melihatnya. Namun selain itu, dalang wayang suket memodifikasi wayang suket untuk dijadikan oleh-oleh. oleh-oleh wayang suket dipadukan dengan berbagai barang lainnya seperti jam dinding, penangkap mimpi, dan lain sebagainya. Milenial memahami bahwa wayang merupakan budaya yang perlu dilestarikan untuk mempertahankan eksistensinya. Memasuki era modernisasi dimana segala sesuatu serba canggih dan serba instan, wayang dapat dilestarikan atau dikenalkan kepada generasi milenial dengan menyebarkannya melalui media sosial dan dari mulut ke mulut. Pasalnya, generasi milenial saat ini bisa menjadi influencer yang mampu mempengaruhi publik. Selanjutnya, generasi milenial ikut menyebarkan eksistensi wayang suket dengan menanamkan nilai-nilai sosial dan penanaman karakter melalui wayang suket bagi masyarakat dan masyarakat umum serta telah mengaktualisasikannya dalam pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Penerapan wayang suket dalam pembelajaran dapat mendorong atau menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi pada anak untuk ikut serta dalam pelestarian wayang suket.

 

 

PENUTUP

 

Wayang suket merupakan salah satu budaya yang diremehkan oleh masyarakat karena dianggap sebagai kesenian yang sudah ketinggalan zaman baik dari segi isi cerita maupun kemasannya. kesenian lambat laun akan tergerus oleh perkembangan jaman yang riuh ini. Dalam hal ini generasi milenial menjadi harapan sekaligus tujuan untuk terus melestarikan budaya ini agar tidak hilang seperti ditelan bumi. Komodifikasi cerita dan kreasi cinderamata merupakan salah satu strategi pemain wayang suket untuk menjawab tantangan zaman bagi generasi milenial. Setelah itu, akan muncul multiplier effect yang dilanjutkan oleh generasi milenial dengan membagikannya ke akun media sosial mereka. Hal ini pada gilirannya akan memperkuat keberadaan wayang suket itu sendiri sebagai bagian dari upaya pelestarian.

 

DAFTAR PUSTAKA

Sari, V. R., & Perguna, L. A. (2020). Komodifikasi Wayang Suket Puspasarira Di Kota Malang Sebagai Upaya Pelestarian Wayang. ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial Dan Budaya, 9(1), 15-23.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun