Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kue Pepe

30 November 2024   15:48 Diperbarui: 30 November 2024   15:48 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghadapi kompleksitas hidup dan serangan emosi

Hingga ia perlu duduk diam sejenak untuk memilah lapisan jiwa

Penilaian negatif, perasaan tidak nyaman, dan menyalahkan orang lain

Itu lapisan pertama

Berhenti menghakimi, dan sadar frustasi akibat nafsu sendiri

Ada di lapisan kedua

Ternyata masalahnya bukan gegara dia

Melainkan nafsu saya yang menuntut lebih daripada yang ada

Berhadap-hadapan dengan hawa nafsu dan kelekatan tidak teratur pribadi: mau ditolak, atau diterima?

Tanpa sadar, lapisan jiwa kembali diwarnai penilaian, perasaan, dan bersikap

Ayolah, berhenti memainkan palu hakim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun