Mohon tunggu...
Levianti
Levianti Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Dosen Psikologi Universitas Esa Unggul

Suka diam sejenak, refleksi, menulis, dan ngoepi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beginner's Mind: Pendidikan Formal, Nonformal, atau...?

8 Juli 2024   16:17 Diperbarui: 8 Juli 2024   16:22 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: pinterest.com/bladd48/)

Bila ditelusuri lebih jauh, pendidikan formal maupun nonformal sama-sama melibatkan literasi sebagai sumber informasi.

Menurut KBBI, literasi tidak hanya memiliki arti sebagai kemampuan menulis dan membaca, melainkan juga sebagai pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu.

Data UNESCO menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 70 negara dalam hal literasi, termasuk di bawah negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand. 

Budaya membaca di Indonesia masih tergolong rendah. Survei BPS menunjukkan bahwa hanya 31,6% penduduk Indonesia yang memiliki minat baca. 

Akses terhadap buku dan bahan bacaan juga masih terbatas, terutama di daerah terpencil dan pelosok.

Selain itu, keterampilan literasi para guru masih perlu ditingkatkan. Kurikulum sekolah belum cukup fokus pada pengembangan budaya literasi. Peran orang tua dalam menumbuhkan minat baca anak pun belum dapat dikatakan optimal.

Pendidikan nonformal memiliki potensi besar untuk mendorong peningkatan literasi. Misalnya, membuat taman literasi, yang menyediakan akses audio-visual-kinestetik dan kesempatan belajar menyenangkan bagi peserta didik dan masyarakat umum.

Di taman literasi, mereka dapat membaca buku, mengikuti kegiatan mendongeng, menyimak tutorial dari media sosial dan berdiskusi dengan ahli sebelum praktik konten, berkontribusi dalam pengembangan literasi melalui kegiatan menulis dan membuat rekaman/video, dll.

Secara pribadi, saya mengapresiasi Kompasiana sebagai salah satu bentuk pendidikan nonformal yang meningkatkan literasi dari anggotanya. Dengan membaca artikel dan menonton video di Kompasiana, wawasan saya bertambah luas.

Kompasiana juga menyediakan "panggung" tak terbatas untuk para anggotanya turut berkontribusi dalam mengembangkan literasi secara berkelanjutan. Terima kasih untuk tim Kompasiana yang memfasilitasi Kompasianers untuk turut menumbuhkan literasi bersama.   

Pengembangan diri dan kemampuan berkontribusi tersebutlah yang sesungguhnya menjadi output utama dari pendidikan, baik formal maupun nonformal. Hanya saja, sering kali kita (atau lebih tepatnya saya) lupa dengan tujuan akhir tersebut dan beralih fokus pada bagaimana cara pencapaiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun