Saat ada orang baik yang meninggal dunia, apa yang Anda rasakan?
Adakah Anda merasa sedih dan kehilangan?
Pada saat tersebut, apa yang sedang terjadi di dalam diri Anda? Â Â Â Â Â
Bagaimana Anda menyikapinya kemudian?
Hari ini, saya menerima berita duka, yaitu sahabat dekat salah satu anak saya meninggal dunia. Rasanya langsung kehilangan. Ada kesedihan yang dalam. Sebersit doa harapan tanpa kata melayang ringan ke angkasa.
Terbayang kembali sosoknya. Quinsha Olihta Berutu. Panggilannya Quin. Gadis hitam manis yang senantiasa enerjik dan ceria!
Saya jadi teringat kembali peristiwa kehilangan pada pertengahan Januari lalu. Saat salah satu kawan saya semasa SMA meninggal dunia. Tiba-tiba, hati saya terasa sakit dan ngilu, air mata saya langsung mengucur. Rasanya sedih sekali. Terbayang kembali keberadaannya yang enerjik. Ada keceriaan tulen 100%, yang seperti hilang menguap, turut terbawa bersama kepergiannya. May she rest in peace. Sebentuk keyakinan hati menutup lara.
Â
Satu pikiran tetiba melintas. Dua kehilangan yang dalam! Secara kebetulan, dua sosok yang sama-sama aktif, enerjik, dan ceria!
Saya jadi teringat dengan pernyataan salah seorang dosen psikologi klinis (yang saya lupa namanya) di sebuah kampus negeri. Menurut beliau, apapun pendapat manusia adalah proyeksi dirinya. Saat kita mengomentari suatu hal, komentar itu sesungguhnya lebih mencerminkan keadaan diri kita sendiri daripada menggambarkan hal tersebut. Misalnya, kita tidak suka dengan seseorang karena dia itu pemalas, maka sebenarnya kita sendirilah yang sedang kurang rajin dibandingkan biasanya.