Mencambuk diri hanya bertahan sementara.
Biarlah kusematkan tidur cantik di antaranya.
Wahai, mengapa dia masih juga abai?!
Haruskah aku selalu menemani?!
Sungguh, aku tak siap dengan tubuh lunglai.
Tidak apakah kali ini kulepaskan dia 'tuk lalai?
Hmmm... Inilah ujianku yang benar-benar nyata!
Bukan sekedar merangkai kata 'tuk jawab segala tanya.
Bukan juga hanya membangun sukses sendiri.
Namun praktik sederhana mengasihi nan setia.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!