Nomor telepon kos saudaraku juga aku nggak tahu. Entah bagaimana ceritanya, akhirnya saudaraku tahu kalau aku sudah satu kota dengannya dan beberapa kali aku pun ditengok olehnya.
******
Kurang lebih saat semester 2, aku mendapat paket dari salah satu ekpedisi. Entah sekarang ekspedisi itu masih ada atau nggak. Paketnya besar dan Bapak ekspedisi itu bilang,Â
"Ini saya antar paket dari Bapak." Aku spontan bertanya, "Wah, apa ya itu? Kok besar dan seperti sebuah sepeda?" Ternyata benar, itu sebuah sepeda tipe Federal yang sangat terkenal pada zamannya. Walaupun bukan asli, tapi aku senang karena aku bisa naik sepeda setiap kali berangkat ke kampus.
Itulah Bapakku, minta sepeda barunya kapan, eh dikasihnya sekian tahun kemudian. Sepeda itu menemaniku ke kampus, ke kos teman saat mengerjakan tugas kelompok atau saat beli makan di kala perut ini lapar.
Lulus kuliah, aku balas apa yang dilakukan Bapakku dulu, berhubung repot paketin sepeda, akhirnya aku jual sepeda itu dengan harga yang lumayan. Saat Bapak bertanya, "Sepedanya mana?" Aku jawab asal saja, "Dijual, terus duitnya dipakai jajan." Haha, terima kasih Bapak yang sudah belikan aku sepeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H