Pendidikan nasional dicita-citakan sebagai mata pelajaran dengan komponen kognitif, emosional, dan psikomotorik yang menyatu atau terpadu dalam kerangka substansi sila, nilai, konsepsi, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.Â
Pendidikan nasional dipahami sebagai mata pelajaran yang isinya mewujudkan nilai-nilai dan pengalaman belajar dalam bentuk perilaku yang beragam yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi standar hidup warga negara dalam masyarakat, bangsa, dan negara.
  Pendidikan karakter berupaya mengembalikan karakter warga negara sesuai dengan prinsip Pancasila, yang meliputi sifat takwa, iman, kejujuran, kepedulian, dan etika atau budi pekerti. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai dalam pengembangan karakter peserta didik,Â
karena tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang demokratis dengan karakter berbasis Pancasila. Alhasil, pendidikan karakter efektif dilaksanakan dalam membangun akhlak generasi muda melalui Pendidikan Kewarganegaraan.
 Pembuatan kepribadian ialah proses pertumbuhan dalam berpikir yang berkepanjangan serta hingga habis umur pengembangan kepribadian terintegrasi pada mata pelajaran pula aktivitas intra serta ekstra kurikuler Suatu peradaban hendak menyusut apabila terjalin demoralisasi di masyarakatnya..Â
namun bersamaan laju pertumbuhan era dan pergantian kilat dalam teknologi data sudah merubah sebagian besar warga dunia paling utama anak muda. dengan terdapatnya perihal tadi, media telah memainkan peran penting dalam pengembangan budaya dan cara hidup yang akan berdampak pada moral anak muda.
  Anak bangsa telah mengalami kemerosotan moral yang disaksikan di seluruh nusantara. tercantum di Indonesia selaku dampaknya  nantinya sanggup jadi insan manusia kamil yang memiliki prinsip sesuatu kebenaran yang bisa dipertanggung jawabkan. Bangsa Indonesia sudah hadapi kemerosotan moral dalam perihal etika, empati, dan keadilan.Â
Pada awalnya, belajar sejati adalah proses penanaman perilaku menerima perbedaan warna kulit, suku, dan ras. Itu harus dianggap sebagai fakta yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Secara umum, proses restorasi harus diselesaikan tepat waktu.Â
Tentu saja, modifikasi diuji di setiap bagian kehidupan secara bersamaan, sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan. Selama masa revisi ini, indikasi terhadap keadaan keadaan terkini wajib dijadikan jadi aspek operasional pada berkiprah sehingga tidak terdapat ketimpangan pemikiran ataupun juga motilitas antara revisi dan aktualisasi.
Sebagian upaya mengatasi kenakalan anak muda antara lain aktivitas ekstra kurikuler yang sepanjang ini diselenggarakan sekolah, terjaganya ikatan antara pengajar dengan murid, membentuk daerah tanggung jawab dalam kehidupan famili, aktif pada banyak sekali organisasi- organisasi di sekitarnya.
  Prinsip-prinsip moral umum yang dapat ditarik dari agama merupakan pijakan utama yang harus dijadikan landasan dalam melakukan pembelajaran kepribadian. Meskipun demikian, sebagian besar prinsip yang disepakati para ahli diajarkan kepada anak-anak.Â