Kurangnya pemahaman makna dan nilai adalah suatu kondisi dimana seseorang atau sekelompok masyarakat tidak memahami arti penting dan arti spiritual di balik suatu tradisi atau budaya. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam upaya pelestarian dan pewarisan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Kurangnya pemahaman makna dan nilai dalam jangka panjang dapat berdampak negatif terhadap identitas dan jati diri suatu bangsa. Tradisi dan budaya merupakan warisan leluhur yang sarat dengan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal. Hilangnya pemahaman terhadap hal tersebut bisa berakibat pada terputusnya hubungan dengan akar budaya dan identitas bangsa.
3. Sikap Individualisme
Individualisme adalah suatu sikap atau pandangan yang menekankan pada kepentingan diri sendiri dan mengutamakan kemandirian individu. Orang dengan sikap individualisme cenderung lebih fokus pada pencapaian pribadi, hak-hak individu, dan kebebasan pribadi dibandingkan dengan kepentingan kelompok atau kolektif. Dampak negatif yang dapat terjadi ialah egoisme, kurangnya rasa empati, lemahnya solidaritas, dan terjadi konflik sosial.
4.Ketidaksesuaian dengan Zaman
Ketidaksesuaian dengan zaman mengacu pada kondisi di mana suatu hal, seperti tradisi, budaya, pemikiran, atau teknologi, tidak lagi sesuai dengan kebutuhan dan realitas zaman yang sedang berlangsung. Hal ini dapat menimbulkan berbagai tantangan dalam berbagai aspek kehidupan. Dampak negatif yang dapat terjadi keterhambatan kemajuan, konflik dan ketidakadilan, dan krisis identitas.
Upaya Pelestarian Budaya Slametan
Budaya Slametan, dengan tradisi dan nilai-nilainya yang luhur, memiliki hubungan erat dengan Pancasila. Upaya pelestarian budaya di era modern dapat diperkuat dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat, khususnya kepada para generasi muda. Berikut beberapa hal penting yang menghubungkan upaya pelestarian budaya Slametan dengan Pancasila:
1. Memperkuat Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Tradisi Slametan yang memiliki makna spiritual dan doa selaras dengan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila. Upaya pelestarian budaya ini dapat memperkuat keyakinan dan keimanan masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menumbuhkan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Nilai-nilai gotong royong, saling tolong menolong, dan rasa syukur yang terkandung dalam tradisi Slametan sejalan dengan nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam Pancasila. Upaya pelestarian budaya ini dapat menumbuhkan rasa kemanusiaan dan kepedulian antar sesama dalam masyarakat.