Syarat mutlak untuk mendaftar adalah dengan mengunggah dokumen surat rekomendasi (SR) dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM). Namun, ada berkas pendukung seperti CV, scan KTP dan transkrip nilai.Â
Surat rekomendasi itu diperoleh melalui pihak Universitas dan Surat Pernyataan dapat diperoleh melalui laman akun magang bersertifikat. Sisanya dibubuhi dengan meminta tanda tangan oleh pimpinan Universitas sebagai pengesahan, dalam hal ini saya menggunakan Dekan Fakultas.
Saat itu saya meminta surat rekomendasi di Ruang Jurusan (sebelumnya saya sudah tanyakan bagaimana prosedur meminta surat dan tanda tangan kepada teman). Di sini perjalanan masih lancar. Namun, dari pihak humas di ruangan itu memberitahu bahwa surat akan bisa diambil 2-3 hari dan kebetulan Bapak Dekan sedang berada di luar kota. Begitu katanya.
Ya, mau bagaimana lagi. Dengan berat hati saya meninggalkan ruangan dan menunggu untuk beberapa hari ke depan. Padahal waktu itu, waktu pendaftaran magang tinggal menghitung hari.
Saya memutuskan untuk makan siang di luar lingkungan kampus. Belum berani untuk pulang karena perut sudah keroncongan. Nah, beberapa menit setelah memesan makanan tiba-tiba ponsel berdering. Nomor yang tidak disimpan dalam kontak. Saya pun angkat.
Nyatanya, saya salah menaruh berkas permohonan izin surat rekomendasi yang seharusnya di Ruang Tata Usaha. Saya disuruh segera kembali ke kampus untuk mengambil berkas tadi.
Saat sampai kampus, saya segera ke ruang TU/ Tata Usaha. Di sana saya mencoba menjelaskan permohonan surat rekomendasi. Dan tidak perlu 5 menit surat pun jadi. Sat set sat set memang, "Lagi pula, kenapa tidak diarahkan dari awal kalo memang bukan di ruang Jurusan tempatnya" pikir saya waktu itu.
Kemudian, saya melanjutkan meminta cap dan tanda tangan kepada Dekan Fakultas. Pihak TU menyarankan ke ruangan beliau. Oke, saya langsung kesana!
Di depan ruang Pak Dekan ada petugas humas, seorang Ibu paruh baya. Saya izin titip dokumen untuk ditandatangani oleh beliau. Ibu itu berkata "Nanti sekitar jam 2 (siang) baru bisa diambil ya.", "Memang Pak Dekannya ada, Bu?" tanya saya. Ibu itu mengarahkan tangannya ke papan elektronik yang menunjukkan ada atau tidaknya Dekan. Lah, tadi katanya Pak Dekan keluar kota. Pikirku dalam hati. Memang dari awal sudah salah masuk gawang.
Tapi tidak apa-apa, mari kita berdamai dengan masalah di atas. Yang terpenting dokumen semua lengkap dan sah. Kini saatnya, saya pulang dan mengunggah dokumen lanjut mendaftar di beberapa perusahaan mitra magang.Â
Saya bingung, karena posisi yang ditawarkan sangat banyak sekali. Bahkan, lebih dari seribu posisi waktu itu. Tapi, ya karena saya dari jurusan keuangan, ya saya cari posisi yang paling relevan.Â