Mohon tunggu...
Yuda Arimbawa
Yuda Arimbawa Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Masih dalam proses belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ini Kisah Saya, Semarak Merdeka Belajar Melalui Magang Bersertifikat Kampus Merdeka

28 Mei 2023   06:30 Diperbarui: 28 Mei 2023   06:34 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kompasiana.com

Semarak Merdeka Belajar - Pada dasarnya, merdeka belajar merupakan kebijakan dalam upaya transformasi pendidikan di Indonesia yang secara holistik melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul berdasar profil pelajar Pancasila. Bukan hanya menitikberatkan pada jumlah peserta didik di setiap jenjang pendidikan. Namun, juga melibatkan mutu dan kualitas pendidikan secara merata berkeadilan.

Dari tahun 2020 hingga 2023 ini, kebijakan merdeka belajar telah melampaui 24 episode. Setiap episode mengedepankan pemecahan isu-isu yang kontemporer yang sering dialami baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik. 

Keberhasilan merdeka belajar tidak lepas dari peran teknologi sebagai media perantara. Teknologi dianggap sebagai akselerasi transformasi pendidikan guna mencapai perbaikan kesenjangan pendidikan di Indonesia ini.

Berbagai platform aplikasi hingga laman website diluncurkan agar dapat diakses sesuai dengan tujuan atau keperluan pengguna. Salah satunya laman merdeka belajar kampus merdeka yang dapat diakses melalui https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id

Merdeka belajar kampus merdeka menghadirkan banyak sekali inovasi pemberdayaan SDM di dunia kampus. Mulai dari Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Kampus Mengajar, Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Magang Bersertifikat, Studi Independen dan masih banyak lagi. Namun, yang menjadi unggulan atau favorit adalah Magang Bersertifikat.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada tahun 2016-2018 menyatakan 8 dari 10 perusahaan di Indonesia mengeluhkan sulitnya mendapatkan lulusan yang siap kerja. Industri menilai relevansi kemampuan para lulusan baru masih sangat rendah, yakni hanya berada di angka 64%” ulas melalui Webinar Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar dalam kanal Youtube Kompas.com.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laman databoks.katadata.co.id (2023), jumlah pengangguran terbuka untuk lulusan Universitas berada di angka 7,99% yaitu berkisar 673,49 ribu dan jumlah pengangguran terbuka untuk lulusan Diploma berada di angka 1,89% yaitu berkisar 159,49 ribu.

Sementara itu, menurut penelitian Titik Handayani mengenai Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia dengan Kebutuhan Tenaga Kerja di Era Global yang diungkap dalam laman Kompas.com (2022). Ada beberapa penyebab kenapa banyak lulusan Sarjana yang menganggur. Tiga alasan utamanya adalah lulusan sarjana yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Kedua, sarjana sulit mencari kerja karena berkembangnya teknologi. Dan ketiga, minimnya sarjana yang berkualitas.

Magang bersertifikat adalah salah satu program Kampus Merdeka yang bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi dalam diri melalui kegiatan pembelajaran di luar kelas perkuliahan. Dengan program ini, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan hard skill maupun soft skill guna mempersiapkan diri dan mampu bersaing dalam dunia kerja yang nyata.

Sedikit Cerita dari Saya

Saya kebetulan salah satu pendaftar pada program Magang Bersertifikat Batch 4. Sebenarnya saat itu saya tidak berniat mendaftar, tapi saya coba-coba untuk ikut. Kemudian, saya mencari informasi melalui media sosial hingga kepada kakak tingkat yang pernah mengikuti program tersebut di batch sebelumnya. Semua syarat dan ketentuan saya telisik satu per satu.

Syarat mutlak untuk mendaftar adalah dengan mengunggah dokumen surat rekomendasi (SR) dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM). Namun, ada berkas pendukung seperti CV, scan KTP dan transkrip nilai. 

Surat rekomendasi itu diperoleh melalui pihak Universitas dan Surat Pernyataan dapat diperoleh melalui laman akun magang bersertifikat. Sisanya dibubuhi dengan meminta tanda tangan oleh pimpinan Universitas sebagai pengesahan, dalam hal ini saya menggunakan Dekan Fakultas.

Saat itu saya meminta surat rekomendasi di Ruang Jurusan (sebelumnya saya sudah tanyakan bagaimana prosedur meminta surat dan tanda tangan kepada teman). Di sini perjalanan masih lancar. Namun, dari pihak humas di ruangan itu memberitahu bahwa surat akan bisa diambil 2-3 hari dan kebetulan Bapak Dekan sedang berada di luar kota. Begitu katanya.

Ya, mau bagaimana lagi. Dengan berat hati saya meninggalkan ruangan dan menunggu untuk beberapa hari ke depan. Padahal waktu itu, waktu pendaftaran magang tinggal menghitung hari.

Saya memutuskan untuk makan siang di luar lingkungan kampus. Belum berani untuk pulang karena perut sudah keroncongan. Nah, beberapa menit setelah memesan makanan tiba-tiba ponsel berdering. Nomor yang tidak disimpan dalam kontak. Saya pun angkat.

Nyatanya, saya salah menaruh berkas permohonan izin surat rekomendasi yang seharusnya di Ruang Tata Usaha. Saya disuruh segera kembali ke kampus untuk mengambil berkas tadi.

Saat sampai kampus, saya segera ke ruang TU/ Tata Usaha. Di sana saya mencoba menjelaskan permohonan surat rekomendasi. Dan tidak perlu 5 menit surat pun jadi. Sat set sat set memang, "Lagi pula, kenapa tidak diarahkan dari awal kalo memang bukan di ruang Jurusan tempatnya" pikir saya waktu itu.

Kemudian, saya melanjutkan meminta cap dan tanda tangan kepada Dekan Fakultas. Pihak TU menyarankan ke ruangan beliau. Oke, saya langsung kesana!

Di depan ruang Pak Dekan ada petugas humas, seorang Ibu paruh baya. Saya izin titip dokumen untuk ditandatangani oleh beliau. Ibu itu berkata "Nanti sekitar jam 2 (siang) baru bisa diambil ya.", "Memang Pak Dekannya ada, Bu?" tanya saya. Ibu itu mengarahkan tangannya ke papan elektronik yang menunjukkan ada atau tidaknya Dekan. Lah, tadi katanya Pak Dekan keluar kota. Pikirku dalam hati. Memang dari awal sudah salah masuk gawang.

Tapi tidak apa-apa, mari kita berdamai dengan masalah di atas. Yang terpenting dokumen semua lengkap dan sah. Kini saatnya, saya pulang dan mengunggah dokumen lanjut mendaftar di beberapa perusahaan mitra magang. 

Saya bingung, karena posisi yang ditawarkan sangat banyak sekali. Bahkan, lebih dari seribu posisi waktu itu. Tapi, ya karena saya dari jurusan keuangan, ya saya cari posisi yang paling relevan. 

Beberapa hari saya menunggu dan terus menunggu. Hingga tepat pada waktu yang ditentukan, yaitu pengumuman. Saya tidak dapat pengumuman apa-apa. Saya cek, status pendaftaran saya hanya jalan di tempat, "Sudah daftar". Saya kira sistemnya sedang error atau apa pun itu. Saya mencoba menghubungi tim IT, tapi tidak menemukan jawaban yang pas. Lihat juga di media sosial Instagram, banyak yang mengalami hal yang sama.

Tapi pada intinya, saya tidak diterima. Tidak ada satu pun perusahaan yang menghubungi saya melalui e-mail untuk melakukan wawancara. Seleksinya pun tidak tahu bentuknya seperti apa.

Ternyata, begini rasanya orang-orang yang mencari kerja. Ghosting.

Tapi nih tapi, cerita sedih di atas tidak menyurutkan semangat saya berhenti daftar. Bulan ini masih ada kesempatan bukaan program Magang Bersertifikat Batch 5. Di sini saatnya saya lagi bertempur diri. Menunjukkan bahwa saya mumpuni. Memang kata orang-orang jangan sampai berharap tinggi-tinggi, nanti pas jatuh sakit sekali. Bukan, itu salah!!

Harusnya, ketika kita sudah jatuh  harus tahu mana yang sakit dan segera diobati, baru kita bangkit lagi. Mungkin kemarin karena saya tidak bersungguh-sungguh mendaftar. Istilahnya, coba-coba siapa tahu berkah. Tapi, kali ini 100% saya fokus. Semangat untuk pejuang magang bersertifikat. Ayo semarakkan merdeka belajar !

Referensi Tulisan:

Anwar, M. C. (2022). Mengapa Banyak Sarjana Menganggur dan Sulit Mencari Kerja? Diambil kembali dari money.kompas.com: https://money.kompas.com/read/2022/03/23/182849126/mengapa-banyak-sarjana-menganggur-dan-sulit-mencari-kerja?page=2

Kompas.com. "Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar". Youtube, diunggah oleh Kompas.com, 17 Mei 2023, https://www.youtube.com/watch?v=vV9OEnzOc74&t=5s

Kusnandar, V. B. (2023). Ada 673 Ribu Pengangguran Lulusan Universitas pada Agustus 2022. Diambil kembali dari databoks.katadata.co.id: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/01/10/ada-673-ribu-pengangguran-lulusan-universitas-pada-agustus-2022#:~:text=Rinciannya%2C%20ada%20673%2C49%20ribu%20%287%2C99%25%29%20penganggur%20yang%20merupakan,SLTP%2C%20dan%201%2C27%20juta%20jiwa%20%

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun