Mohon tunggu...
Anang Wicaksono
Anang Wicaksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan menulis sebagai katarsis dan sebentuk kontemplasi dalam 'keheningan dan hingar bingar' kehidupan.

Mengagumi dan banyak terinspirasi dari Sang Pintu Ilmu Nabi. Meyakini sepenuhnya Islam sebagai rahmatan lil 'alamin, pembawa kedamaian dan kesejahteraan bagi semesta alam. Mencintai dan bertekad bulat mempertahankan NKRI sebagai bentuk negara yang disepakati para founding fathers kita demi melindungi dan mengayomi seluruh umat beragama dan semua golongan di tanah tumpah darah tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Muhammad Ali dan Perpaduan Dua Kekuatan Maha Dahsyat di Balik Namanya

8 Juni 2016   12:42 Diperbarui: 8 Juni 2016   12:57 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhammad Ali Sang Legenda (Theguardian.com)

Disamping ketinggian ilmunya, Imam Ali juga dikenal sebagai pemuda pemberani. Imam Ali adalah panglima perang Islam yang tak terkalahkan. Atasnyalah Rasulullah bersabda, "“La fatâ illa Ali” (tiada pemuda kecuali Ali). 

Dalam perang Khandaq, seorang jawara kafir Quraisy yang amat ditakuti, Amr bin Abdu Wudd, yang dikenal sangat piawai berperang, berhasil melompati parit di sekeliling Madinah dengan kudanya. Dengan pongah ia menantang kaum Mukminin untuk menghadapinya satu lawan satu. Saat itu tidak ada satu pun kaum mukminin yang berani menyambut tantangannya. Imam Ali kemudian meminta ijin pada Nabi untuk menghadapinya. Duel antara representasi kaum mukminin dan kaum kafir pun terjadi. Dengan sekali tebasan pedangnya yang bernama Dzulfikar (Sang Penembus), Imam Ali berhasil menyudahi perlawanan Amr bin Abdu Wudd. 

Begitu pula dalam perang-perang yang lain, Imam Ali tak pernah terkalahkan. Bahkan dalam perang Khaibar, dengan kekuatannya sendiri, ia mampu merobohkan gerbang utama benteng Khaibar. Berkat kepemimpinan Imam Ali, Kaum Yahudi yang saat itu menikam umat Islam dari belakang akhirnya dapat ditundukkan.

Namun kendati kedua guru dan murid itu memiliki karisma dan kekuatan yang dahsyat, keduanya sangat welas asih kepada sesama. Hal ini terlihat jelas dalam peristiwa Fathu Makkah. Penaklukan kota Mekah oleh kekuatan Islam saat itu berlangsung dengan cara damai tanpa setetes darah pun tertumpah. Guru dan murid itu sangat mengasihi dan menyayangi kaum yang lemah namun sangat keras terhadap kaum yang berlaku zalim. Keduanya tidak pernah memulai perang lebih dahulu. Perang yang dilakukan keduanya hanyalah respon terhadap lawan yang menyerang terlebih dahulu. 

Barangkali berkah kedua nama agung (Nabi Muhammad dan Imam Ali) itulah yang mengalir pada diri sang legenda Muhammad Ali. Kedua guru dan murid (Nabi Muhammad dan Imam Ali) itu dikenal luas dengan karisma, kecerdasan, keberanian dan kefasihannya. Bisa jadi karisma, kecerdasan, keberanian dan kefasihan yang dimiliki Muhammad Ali merupakan karunia Tuhan karena perpaduan dua nama agung itu. Wallahu'alam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun