Begitu pula dalam orientasi seks, secara fitrah, semua makhluk hidup mempunyai kecenderungan pada lawan jenisnya. Seperti binatang jantan tertarik pada binatang betina dan begitu pula sebaliknya. Â
Terkhusus pada manusia, Allah berfirman  dalam surah Ar Ruum, ayat 21Â
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."
Namun karena faktor-faktor tertentu yang masih menjadi perdebatan, ada sebagian manusia yang bergeser dari fitrah ini. Seperti lelaki menyukai lelaki, perempuan menyukai perempuan atau lelaki/ perempuan menyukai keduanya. Manusia seperti ini sering disebut sebagai kaum lesbian, gay, biseks dan transgender (LGBT)
Menjaga Cahaya Fitrah ManusiaÂ
Sesuatu yang menyimpang dari fitrah manusia tentu saja sudah seharusnya untuk dikembalikan pada fitrahnya. Kereta api yang keluar dari jalur relnya sudah selayaknya untuk dikembalikan pada relnya agar bisa meneruskan perjalanannya menuju stasiun tujuannya. Ini merupakan bagian dari kewajiban kaum beriman untuk menegakkan amar ma'ruf nahi munkar; menganjurkan kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran.
Terkait dengan kaum LGBT, mereka perlu kita bantu untuk kembali mendapatkan 'rel' fitrahnya. Jangan kita biarkan 'kereta' LGBT itu tetap teronggok di luar 'rel' fitrah atau bahkan kita kecam dan cibir beramai-ramai. Mari kita bantu mereka dan jangan dikucilkan atau didiskriminasi.
Mantan Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, seperti dikutip  Republika.co.id, menawarkan dua solusi simultan untuk menangani kaum LGBT. Yakni prevensi (pencegahan) dan rehabilitasi.
Prevensi mutlak dilakukan untuk mencegah penyebaran paham LGBT agar keluarga kita tidak terkontaminasi atau terpapar pola pikir dan gaya hidup yang di luar fitrah manusia dan oleh karenanya jelas-jelas melanggar norma-norma agama dan sosial.Â
Bagaimana cara pencegahannya? Memperkuat pondasi agama keluarga kita. Memberi penjelasan pada anak dan keluarga kita tentang penyimpangan fitrah kaum LGBT. Disamping itu kita harus melakukan gerakan melawan propaganda LGBT, baik dengan tulisan, dialog maupun diskusi-diskusi ilmiah.
Satu lagi, bersikap hati-hati dalam membeli produk tertentu yang dihasilkan oleh produsen yang terindikasi atau bahkan jelas-jelas mendukung LGBT. Kalau kita membeli produk mereka, secara tidak langsung kita mendukung dan membesarkan propaganda LGBT. Jadi jangan membeli produk dari produsen yang jelas-jelas mendukung LGBT.