Mohon tunggu...
ananda solikhah
ananda solikhah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

Never Ever Giveup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Id, Ego, Super Ego dalam Pembentukan Kepribadian

18 Oktober 2022   00:06 Diperbarui: 18 Oktober 2022   00:11 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Sigmund Freud, seorang ilmuawan psikologis yang berasal dari kota Wina.Kepribadian manusia terdiri dari tiga unsur atau sistem,yaitu id,ego,dan superego.Masing masing dari sistem tersebut memiliki fungsi dan mekanisme masing masing akan tetapi ketiganya saling berkaitan dan membentuk sebuah totalitas.Apabila satu sistem dengan sistem yang lain memiliki kerjasama dan hubungan yang kooperatif maka dapat dipastikan didalam diri sesorang tersebut akan terbentuk mental yang sehat.

Akan tetapi sebaliknya,jika ada meskipun hanya satu unsur atau sistem saja yang tidak bekerja sama dengan baik atau berlawanan satu sama lain maka mental dalam diri sesorang tersebut tidak dapat terbentuk dengan sempurna,karena adanya rasa ketidakpuasan dalam diri individu tersebut. Untuk menegtahui fungsi dari masing masing sketiga sistem tersebut berikut penjelaasannya.

Id (das Es)

Id merupakan suatu sistem kepribadian yang paling dasar dalam diri manusia karena didalamnya terdapat naluri naluri bawaan manusia. Id memiliki peran sebagai penyedia atau penyalur energi bagi sistem sistem (ego dan superego) saat akan melakukan kegiatan yang dilakukan. Seperti contoh,pada saat kita merasakan ketegangan karena adanya tegangan baik karena disebabkan oleh stimulasi dari luar (suhu,cahaya,atau suara dengan intensitas tinggi) maupun stimulasi dari dalam (lapar,haus,kurang oksigen). Ketegangan yang dimaksud disini bisa diartikan dengan rasa ketidaknyamanan atau rasa sakit. 

Seperti contoh saat merasakan adanya rangsangan pada indra penciuman,maka kita akan spontan bersin,atau contoh saat kita mendaptkan rangsangan dari luar tubuh seperti saat mata mendapatkan sinar yang terlalu terang maka kita akan otomatis atau refleks menutup kantup mata kita.Dari bebrapa contoh tadi dapat diketahui bahwasannya id akan berusaha mengurangi dan meredakan tegangan yang dirasakan dan mengembalikannya seperti semula.

Dalam hal ini bisa disimpulkan jika id menjalankan fungsi mempertahankan konstansi untuk menghindari suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan mencapai tujun yang menyenangkan (the pleasure principle).Dalam proses mencapai tujuan tersebut id memiliki dua proses yaitu tindakan refleks dan proses primer.

Tindakan refleks yaitu tindakan yang terjadi otomatis atau spontan dan merupakan bawaan atau naluri individu seperti batuk,bersin,mengedipkan mata.

Proses primer yaitu suatu proses yang melibatkan id dan organime keseluruhan untuk mengurangi ketegangan dengan membentuk bayangan objek yang dapat mengurangi ketegangan tersebut. Seperti contoh orang yang sedang lapar akan membayangkan makanan untuk mengurangi tegangan dari rasa lapar tersebut.

Sama halnya seperti saat bayi merasa lapar dan pada akhirnya ia diberi makan oleh sang ibu.Pada saat pemberian makan tadi sang bayi akan melihat,mencium,dan merasakan makanannya dan semua hal tersebut akan disimpan dalam memorinya.Dari proses tadi yang mengahsilkan memori untuk mengurangi tegangan itulah yang disebut sebagai proses primer.

Ego (das Ich)

Ego merupakan suatu sistem yang memiliki peran sebagai pengarah bagi individu pada suatu objek kenyataan atau dengan kata lain menjalankan fungsi berdasarkan prinsip kenyataan (reality principle).Karena pada kenyataanya untuk bisa mencapai objek kebutuhan maka ia harus menyesuaikan diri dan membangun hubungan baik dengan dunia atau realita yang ada.Adapun sebutan untuk proses yang dilakukan ego dalam upayanya memuaskan kebutuhan atau mengurangi tegangan disebut sekunder (secondary process).

Proses sekunder ini merupakan langkah selanjutnya untuk mewujudkan objek menjadi nyata yang mana harus didasarkan pada tindakan berdasarkan pemikiran dan pengetahuan. Apabila diilustrasikan dan dikaitkan dengan orang yang sedang lapar maka ego akan berperan sebagai pemberi petunjuk atau pengarah bagi orang yang lapar kepada makanan..

Begitu juga dapat diilustrasikan dengan sang bayi yang harus terlebih dahulu belajar, mengenali dan memilah mana saja antara makanan yang bisa di cerna atau tidak oleh tubuhnya.

Dalam hal ini juga diketahui bahwasannya untuk mewujudkan objek kita harus menangguhkan atau menterolilir karena harus memperhatikan prinsip realitas atau dengan kata lain kita harus membuat pemcahan masalah.Sehingga memungkinkan kita akan merasakan ketidaknyamanan pada saat proses mewujudkan objek kebutuhan kita.Dari beberapa hal tersebut menunjukkan bahwasannya ego berpikir jika ketegangan yang dirasakan hanya dapat dihilangkan atau diatasi dengan cara mengarahkan individu kepada realitas.

Superego (das ueber ich)

Superego merupakan suatu sistem yang terdapat dalam setiap individu yang berisikan nilai nilai dan aturan yang bersifat evaluatif (baik dan buruk) yang menurut Sigmund Freud terbentuk karena adanya internalisasi dari figure yang berperan atau berarti bagi masing masing individu,kultur masyarakat,dan norma norma sosial yang ada.

Dimana kemudian terjadi penyerapan yang menjadikan aturan dan standar dalam masing masing individu,yang kemudian jika melanggar aturan atau standar yang diciptakan maka akan mendapat sanksi berupa penyesalan dalam diri atau juga memungkinkan mendapatkan sanksi sosial dari lingkungan sekitar.

Super ego ini mulai berkembang pada saat usia sekitar 3-5 tahun.Pada usia ini supr ego dalam diri anak akan mulai dibentuk melalui arahan orang tuanya dengan cara memberikan hadiah (reward) jika sang anak patuh dan mendapatkan hukuman (punishment) jika anak membangkang.Melalui cara atau metode ini maka super ego dalam diri anak akan mulai terbentuk dan membuatnya berlatih untuk dapat mengontrol dirinya sendiri Oleh karena itu peran orang tua dan pengaruh lingkungan sangat berpengaruh pada fase ini.

Adapun beberapa fungsi utama dari super ego yaitu

Sebagai pengendali agar dorongan dorongan yang ada dapat diarahkan atau disalurkan dengan cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.

Mengarahkan ego kepada tujuan yang sesuai dengan nilai nilai moral daripada kenyataan.Atau juga dapat dikatakan menggantikan tujuan realistic dengan tujuan moralistic.

Mengejar kesempurnaan.

Dari penjelasan di atas,dapat kita lihat dan simpulkan bahwasannya antara ketiga sistem yang ada dalam kepribadian individu memiliki peran penting masing masing dan harus memiliki kerja sama yang baik dan harmomis antara satu sama lain untuk menciptakan kepribadan yang sehat dan sempurna.Karena apabila terdapat salah satu saja sistem yang tidak bekerja semestinya maka akan berpengaruh besar pada kepribadian individu tersebut.

Id berperan sebagai penyedia atau penyalur energi bagi sistem sistem (ego dan superego) saat akan melakukan kegiatan yang dilakukan.,karena id merupakan sistem kepribadian yang paling dasar dalam diri manusia karena didalamnya terdapat naluri naluri bawaan manusia. Selanjutnya ego berperan sebagai pengarah bagi individu pada suatu objek kenyataan atau dengan kata lain menjalankan fungsi berdasarkan prinsip kenyataan (reality principle).Kemudian dalam proses mewujudkan objek kebutuhan dan keinginan,kita memlukan Super ego untuk mengontrol ego dngan memerhatikan norma norma yang ada.

Selain peran dari setiap sistem kepribadian ,untuk membentuk keprbadian yang sehat dan seimbang juga diperlukan bimbingan dan arahan dari orang orang yang penting dan berpengaruh dalam kehidupan kita dan juga lingkungan yang mendukung perkembangan kepribadian dapat bejalan dengan baik. Karena tanpa bantuan dan arahan mereka,pastinya akan sulit untuk mengembangkan,melatih,dan membentuk kepribadian yang sehat,seimbang,dan sempurna.

 

Referensi

KoeswaraE. 1991. TEORI TEORI KEPRIBADIAN. Bandung : PT. ERESCO BANDUNG.

Dede Rahmat Hidayat. 2011. Teori dan Aplikasi Psikologi Perkembangan Dalam Konseling. Bogor : Ghalia Indonesia.

Calvin S Hall.2019. Psikologi Freud. Yogyakarta : IRCiSoD

Yudrik Jahja.2011.Psikologi Perkembangan. Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun