Yayasan Fagginger Auer. Saat ini sedang dilakukan perundingan untuk memindahkan fasilitas pelayanan kesehatan di Serang dan Pandeglang ke kabupaten di sana, serta di Pro Bolinggo dan Malang ke kotamadya masing-masing. (Het Nieuws Van den dag voor Naderlandsch -- indie, 1919 : 241)
Kemudian telah ditemukan pada arsip koran yang berisi tentang Layanan medis. Dibebastugaskan dari jabatan dokter di Indramajoe, Roelants. Dipindahkan dari Pandeglang ke Semarang, dokter dewan djawa Soewardi.Tetap diposting ke Pandeglang, dokter Djawa mas Dikoen.
Posting Telegraf.
Ditransfer: dari Telok Betong sampai kantor pusat, komite di kl. Wieringa: dari kantor pusat ke Telok Be tong, sama Van Leeuwen : dari Weltevreden ke Batavia, idem Hoedt. (Courant : De Iocomotief 17-12-1907)
Mereka yang masih mempunyai sesuatu untuk dituntut, atau berhutang, atau uang atau dengan cara lain berada dalam tahanan dari mendiang Bapak Dr. J. l'ANGE HUET, yang terakhir tinggal di Rangkas-Betoeng dan meninggal di Pandeglang pada tanggal 14 April 1925, diminta dalam waktu satu bulan sejak ini.
Gaya Arsitektur Eks Rumah Sakit Pandeglang
Gedung Eks RSUD Pandeglang yang sekarang digunakan sebagai Gedung Perpustakaan Kabupaten Pandeglang berada di Jl. Kesehatan No. 2, Pandeglang, terletak pada koodinat 06 30' 93" Lintang Selatan dan 106 10' 50" Bujur Timur. Bangunan ini terletak di sisi barat alun-laun Pandeglang. Bentuk bangunannya persegi panjang dari arah barat ke timur dengan arah hadap ke utara. Bangunan bercat putih ini memiliki atap berbentuk limasan. Pada bagian fasad bangunan terdapat 10 jendela kayu rangkap ganda bercat krem. Pada bagian luar, jendela berbentuk jalusi dan sebagian berpanil kayu. Pada bagian dalam berpanil kaca dengan lubang angin berukuran besar dan berpanil kaca. Di bagian luar, jendela-jendela ini dilengkapi elemen kanopi yang terbuat dari bahan kayu.
Pada bagian yang terlihat unik terdapat pada pintu masuk utama, yakni tiang penyangga kanopi kayu berupa delapan tiang kayu kecil yang berdiri di atas beton. Dalam arsitektur bagian ini disebut dengan portico yakni konstruksi beratap yang diitumpu oleh kolom atau tiang sebagai ruang peralihan antara luar dan dalam. Bagian ini masih tampak terlihat asli, sama seperti deretan jendela dengan kanopinya. Namun, terdapat tambahan komponen bangunan berupa teras beratap yang posisinya menaungi portico tersebut.
Pintu masuk utama terbuat dari pagar besi menyerupai gerbang. Pada bagian atas pintu "gerbang" ini, terdapat jendela berbentuk setengah lingkaran dengan kaca patri warna warni. Setelah melewati pintu "gerbang", terdapat lorong sepanjang 3 meter sebagai perantara antara pintu berpagar besi tersebut dengan pintu menuju serambi belakang. Pintu ini berupa pintu dari kaca yang bila diamati dengan baik, kemungkinan dahulunya pintu ini tidak berdaun, hanya berupa pelengkungan saja.
Bagian belakang bangunan terdapat dari 9 ruang yang terbagi menjadi 5 ruang di sisi barat, 5 ruang di sisi timur dan serambi atau teras belakang yang memanjang dari barat ke timur. Bagian bangunan di sisi barat terdiri dari 5 ruang dengan 3 jendela. Bentuk pintu dan jendela khas bangunan kolonial yakni berdaun 2 dengan ukuran besar dan tinggi. Pintu dan jendela di sisi ini berbeda dengan jendela dan pintu di sisi timur, jendela dan pintu di sisi ini terdiri dari panil kaca dan kayu. Saat ini ruang-ruang ini difungsikan sebagai kantor pengurus perpustakaan. Setiap ruangan dihubungkan dengan pintu di bagian dalamnya.
Bagian bangunan di sisi timur terdapat 5 ruangan dengan 3 jendela dan pintu. Pintu dan jendela pada sisi ini umumnya hanya berdaun tunggal. Namun, ada satu pintu dan jendela yang berdaun 2 dengan bentuk jalusi. Bagian ini dipergunakan sebagai ruang buku. Sedangkan bagian terasnya dipergunakan sebagai ruang membaca bagi pengunjung. Serambi belakang ini dipagar tembok dan besi sebagai pembatas dengan halaman Gedung Sekretariat Daerah Pandeglang.