Mohon tunggu...
Ananda Muh
Ananda Muh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Macan Asia yang Tertidur, Potensi Tambang Indonesia

12 November 2016   14:59 Diperbarui: 13 November 2016   15:38 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: jendelasejarahindonesia.blogspot.com

Sumber: www.adajob.web.id
Sumber: www.adajob.web.id
gambar by : http://4.bp.blogspot.com/
gambar by : http://4.bp.blogspot.com/
Gambar diatas merupakan lambang PT.Freeport sekaligus keadaan pertambangan yang berada di Papua. Papua dipilih dikarenakan hasil tambang disana diketahui memiliki persediaan yang melimpah dan berkualitas. Lalu apa yang sebenarnya menjadi persoalan oleh masyarakat Indonesia mengenai PT.Freeport tersebut?

Menurut website http://ptfi.co.id/ (PT.Freeport Indonesia) mereka memiliki suatu visi yakni

“menjadi perusahaan tambang duniayang menciptakan nilai-nilai unggul dan menjadi kebanggaan bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk karyawan, masyarakat, dan bangsa”

Perusahaan yang berdomisili di Arizona,Amerika Serikat itupun memiliki suatu tujuan,yaitu menjadi pemasok hasil ambang yag naninya akan memakmur kan dunia. Tujuan tersebut merupakan tujuan yang sangat mulia. Namun terselip beberapa keganjilan yang merugikan bangsa Indonesia sendiri. Apa kerugian tersebut?

Anggota Komisi VII DPR Chandra Tirta Wijaya mengatakan penerimaan PT Freeport Indonesia yang mengoperasikan tambangnya di Tembagapura, Papua masih tiga kali lipat lebih besar daripada penerimaan pemerintah melalui pajak, royalti, dan dividen yang diberikan PT Freeport selama ini.

“Penerimaan pemerintah dari pajak, royalti, dan dividen PT Freeport jauh lebih rendah dari yang diperoleh PT Freeport,” kata Chandra di gedung DPR. Menurutnya, sejak tahun 1996 pemerintah Indonesia hanya menerima 479 juta dolar AS, sedangkan Freeport menerima 1,5 miliar dolar AS. Kemudian, di tahun 2005, pemerintah hanya menerima 1,1 miliar dolar AS. Sedangkan pendapatan Freeport (sebelum pajak) sudah mencapai 4,1 miliar dolar AS.

Chandra menjelaskan, PT Freeport sejauh ini hanya memberikan royalti bagi pemerintah senilai 1 persen untuk emas, dan 1,5 persen-3,5 persen untuk tembaga. Royalti ini jelas jauh lebih rendah dari negara lain yang biasanya memberlakukan 6 persen untuk tembaga dan 5 persen untuk emas dan perak.

Selain itu,menurut platform berita online http://matatelinga.com/ diberitakan bahwa penduduk asli disana mendapatkan perlakuan diskriminasi. Hal tersebut diperkuat oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli yang secara tegas mengatakan menolak rencana perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia (PTFI). Penolakan tersebut bukan tanpa sebab,melainkan pada saat itu salah satu tokoh masyarakat papua diberitakan melayangkan laporan bahwasanya terdapat diskriminasi yang dilakukan oleh PT.Freeport Indonesia.

Tokoh masyarakat yang tidak disebutkan namanya itupun menceritakan kronologis kejadian tersebut. Pada saat itu ada salah seorang karyawati Freeport yang hendak membeli beras dan gula di supermarket milik PT.Freeport. Alhasil oleh pihak PT.Freeport diberikanlah sejumlah uang dengan keadaan uang yang kotor dan usang. Sesaat karyawati tersebut hendak membayar,kasir PT.Freeport menolak dengan mentah-mentah uang yang diberikan. Karena kesal karyawati tersebut membuka gula tersebut dan membuang di depan kasir. Karyawati tersebut akhirnya di pecat dari Perusahaan.

Gambar by : okezone.com
Gambar by : okezone.com
                   

Gambar diatas merupakan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh penduduk asli papua perihal tentang PT.Freeport yang sudah mengambil “harta” bumi mereka. Seperti yang diketahui bersama bahwa papua memiliki banyak hasil tambang dan yang paling terkenal ialah minyak bumi dan emas. Mereka takut bahwa PT.Freeport akan menguras habis minyak dan emas tersebut. Banyak sumber yang mengatakan bahwa, Cadangan minyak bumi dan Emas yang dimiliki oleh Papua tidak akan habis sampai 50 tahun mendatang. Namun,tetap saja sejatinya kekayaan Sumber Daya Alam yang apabila di ekploitasi secara berlebihan,akan membuat cadangan tersebut lenyap bahkan sebelum 50 tahun mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun