Mohon tunggu...
Ananda Fadhila
Ananda Fadhila Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

likes dinosaur a lot

Selanjutnya

Tutup

Nature

Emergensi Lingkungan dan Kemanusiaan

7 Maret 2020   20:15 Diperbarui: 7 Maret 2020   20:41 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka dari itu masyarakat kecil diharapkan dapat melakukan revolusi untuk terbebas dari perbudakan. 

Maka dari itu untuk menentang kaum borjuis si pemilik modal dan perusahaan yang banyak ini maka para kaum proletar harus melakukan suatu revolusi untuk membuat tatanan baru yang dinamis demi keberlangsungan hidupnya -- caranya dengan kaum proletar berkumpul dengan rasa kekhawatiran yang sama lalu menentukan sebuah pertemuan untuk mencari solusi yang tepat dengan mengumpulkan ide dan inovasi bersama lalu mereka bisa menjadi suatu kelompok yang besar dan hadir dengan kekuatan untuk membendung suatu perlawanan (Engels, 1959). 

Kenyataannya manusia dan alam semesta saling berkaitan seperti yang tertulis di dalam buku yang berjudul Marx's Ecology: Materialism and Nature oleh Foster. 

Foster berusaha menekankan bahwasanya kepekaan akan ekologi telah ditempatkan oleh Marx dengan keadaan kapitalisme yang menginginkan kesejahteraan ekonomi yang secara langsung berkaitan pula dengan kemanusiaan. Demi peningkatan keadaan ekonomi tenaga manusia dikeruk habis bersamaan dengan keadaan emergensi lingkungan kian melemah (Foster, 2000).

Lalu bagaimana dengan lingkungan semesta dan manusia?  

Tempat yang kita tempati menjadi semakin tidak nyaman. Mau menghirup udara bebas dengan berjalan kaki pun tidak tenang, membasuh muka dengan air yang tercemari limbah lalu diberi kaporit membuat takut merusak kulit, elemen yang hidup di lautan pun tambah sulit untuk membedakan mana makanan mana racun, makan daging merah takut sakit perut dan semacamnya.

-- apa yang bisa kita lakukan sebagai seorang agent of change?

Kita bisa mulai dari sesuatu yang paling sederhana yakni dengan membawa botol minuman sendiri untuk menghindari single use plastic, berusaha untuk mengambil makanan seperlu mungkin agar terhindar dari food waste, naik angkutan umum, jangan takut panas naik angkutan umum ya teman-teman, perlu diketahui dengan naik angkutan umum kita sudah turut menyemangati ibu bumi untuk terus hidup dengan begitu efek rumah kaca akan sedikit terbenahi.

Serta tak lupa matikan listrik jika tidak digunakan ya untuk penghematan energi sangat disayangkan untuk sesuatu hal yang sia-sia. Yang malas untuk olahraga bisa coba untuk mencuci pakaian menggunakan tangan paling tidak kaum rebahan bisa bergerak sedikit-sedikit dan juga mengeringkan pakaian dengan panas alami matahari. 

Ada lagi nih~ kalian para perempuan pasti punya botol kemasan bekas skincare atau kosmetik lainnya kan? Botol bekas micellar water misalnya, bisa kita isi dengan handsoap yang ramah tas (bisa dibawa kemana-mana tentunya). Dan yang paling penting mulai sekarang kita membiasakannya dengan begitu teman-teman disekitar kita bisa terpersuasi dan ikut menyemangati ibu bumi tentunya. 

Buat yang suka jahit bisa banget mendaur ulang kembali dasar bahan dengan membuat semacam daster rumahan dan dijual dengan harga yang ramah kantong dengan begitu double kill dong, ramah kantong dan ramah lingkungan. Cukup sekian pembahasan kali ini, tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian tengah semester oleh Ibu Nur Aslamiah Supli, BIAM, M.SC salah satu dosen pada mata kuliah Studi Keamanan Internasional, Universitas Sriwijaya, Palembang.

References

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun