Mohon tunggu...
Ananda Amelia
Ananda Amelia Mohon Tunggu... Penulis - Ilmu Komunikasi - Jurnalistik 2016

Hai! yuk berteman. salam kenal.

Selanjutnya

Tutup

Money

Menguak Bisnis Lahan Parkir yang Menggiurkan

26 Mei 2019   19:29 Diperbarui: 26 Mei 2019   20:24 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai selingan ditengah wawancara kami bertanya apabila ada masyarakat yang tertarik ingin gabung kedalam kelompok Forkabi, apakah ada syaratnya atau tidak. Ternyata apabila ingin bergabung, taka da syarat khusus. Yang terpenting setia dan niat bergabung kelompk ormas ini datangnya dari hati. Ia menambahkan bahwa tak ada ketetapan maksimal jumlah anggota yang ada di dalam ormas Forkabi ini.

Sahlan menjelaskan bahwa dengan terbentuknya kelompok ormas Forkabi ini, ia ingin membantu memberdayakan kelompoknya. Sama-sama mencapai tujuan bersama. Tak hanya sekedar berkumpul, ia juga membantu anggotanya apabila sedang tidak memiliki pekerjaan. Sesuai dengan pernyataan Rohyadi yang mana setiap anggota ormasnya ingin memiliki pekerjaan, pada ketuanya dengan mudah dibantu carikan suatu lapangan pekerjaan. Ia memantau setiap lahan pekerjaan yang baru dibangun, ia mencari-cari informasi agar anggota kelompok ini dapat bekerja di tempat tersebut.

Namun saat kami singgung pertanyaan terkait para anggotanya yang menjadi tukang parkir di minimarket, ia mengaku sudah ada perjanjian antara pihak minimarket dengan pihak ormasnya. Sayangnya ia tak menjelaskan lebih lanjut bagaimana perjanjian tersebut dinyatakan sah. Apakah hanya dari omongan atau ada tanda tangan diatas materai. Berbeda dengan Andi yang mengatakan bahwa menjadi tukang parkir di Indomaret Pondok Labu ini adalah hanya niatan membantu. Dan memang tidak ada perjanjian dari kedua belah pihak. Yang terpenting sama-sama menguntungkan menurutnya.

"Iya jadi satu, kalo misalkan anggota saya ada yang jadi tukag parkir, itu karena minim pekerjaan, dan nanti memang sudah ada pembagiannya tiap anggota di beberapa tempat. Jadi nya gak nganggur. Misalnya, ada Indomaret yang baru, saya ngomong yang penting anggota saya bisa kerja disini, saya gak perlu uang. Yang penting anggota saya dapat pekerjaan. Jadi memang kita cari nih mana anggota kami yang belum ada kerjaan.kita bantu cari. Yang penting bisa menghasilkan uang. Untuk setoran itu, kamu gak usah mikirin setoran ke ketua. Yang penting ke pribadi kamu dulu. Kalo kamu punya keluarga, urusin keluargamu dulu. Kalo ada lebihnya, baru setor ke saya. Bisa lima ribu perhari, kan gitu." ujarnya sambil bercerita pada kami.

Apabila mengingat lagi sedikit wawancara kami dengan Rohyadi, disini kita dapat menemukan perbedaan yang cukup mencolok.Rohyadi mengatakan bahwa setoran kepada keompok ormasnya itu adalah wajib, sebesar 20 ribu per harinya. Sedangkan Sahlan mengatakan bahwa anggotanya tak harus memaksakan untuk membayar setoran per hari. Yang terpenting adalah kebutuhan pribadi dan keluarga (apabila memiliki keluarga) itu tercukupi.

Jadi, apakah setoran dari anggota ormas kepada kelompoknya adalah hal yang wajib?

Wawancara dengan Sahlan beberapa waktu lalu jadi menambah informasi kami untuk menuliskannya kedalam artikel indepth reporting ini. ternyata masih banyak hal-hal yang belum kami tahu tentang Organisasi Masyarakat atau Ormas. Antara Forkabi (Forum Komunikasi Anak Betawi) dengan FBR (Forum Betawi Rempug).

Ternyata, dalam hal lapangan pekerjaan, kedua ormas ini sudah terdapat adanya perjanjian. Yang mana apabila terdapat satu lahan proyek yang membutuhkan pekerjaan, maka, masing-masing anggota dari kedua belah pihak mendapatkan hak nya masing-masing dalam mendapat pekerjaan. Alasannya? Memang sudah aturan sedari dulu. Agar tetap seimbang dan tak memihak forum manapun meskipun sama-sama kelompok masyarakat Betawi.

Saat berbincang dengan Sahlan, tiba-tiba dia menyinggung terkait perbedaan kelompoknya (Forkabi) dengan anak-anak kelompok FBR, ia memberi pernyataan dengan tegas bahwa anggota Forkabi itu berbeda, tak seperti FBR yang seringkali membuat resah masyarakat terkait kegiatannya yang membuat selalu buat masalah. Sikap yang arogan dan selalu memaksakan kehendak. Tak seperti Forkabi yang sangat mementingkan kesejahteraan anggota nya. Selalu mengedepankan persatuan kelompok, selalu menyelenggarakan acara-acara kekeuluargaan seperti pengajian, rapat rutin dan lain-lain.

Meskipun begitu, dari sisi kami yang mesti bersikap netral menganggap pernyataannya terkait kelompok lain hanyalah untuk menunjukkan pada kami meskipun sama-sama berbentuk Organisasi Masyakarat, terdapat perbedaan mencolok didalamnya. Namun kami yakin, setiap ketua kelompok memiliki pegangannya masing-masing, apa yang membedakannya dari kelompok lain. Hal tersebut sudah bukan rahasia umum lagi

Dari beberapa narasumber kami di atas, bisa dilihat hasil kesimpulan dari kegiatan wawancara yang dilakukan adalah, kami merasa dapat meilhat terdapat hal-hal yang ditutupi dari kami. Tak banyak informasi yang dapat diberikan pada kami meskipun sudah ditanya beberapa kali. Meskipun telah dijawab, dan bertanya pertnyaan yang sama dengan narasumer lain, jawabannya pun beragam dan cenderung tidak sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun