Mohon tunggu...
ANANDA ALFIKRO
ANANDA ALFIKRO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Walisongo Seorang Pengajar, Peneliti, dan Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngarot Penjaga Kebudayaan Berlandaskan Nilai Religius, Rasional dan Transendental dalam Menghadapi Disrupsi Society 5.0

5 November 2022   08:00 Diperbarui: 5 November 2022   08:02 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selanjutnya adalah Religius yang menjadi dasar pembahasan kali ini dimana dalam setiap aspek kehidupan baik nilai-nilai rasional, logika maupun sebuah kenyataan harus dibarengi dan di damping nilai religius untuk menjadi pembatas antara sebuah kebenaran hakiki dan kebenaran yang masih abstrak. Tradisi Ngarot merupakan sebuah tradisi yang berkembang dengan mengasaskan sebuah nilai keagamaan sebagai landasan dalam berfikir,bertindak,dan memutuskan sesuatu kebijakan. 

Lalu, tentunya kita pasti bertanya tanya dimana bagian religius dalam suatu kebudayaan, semua tradisi masyarakat Indramayu diantaranya memiliki makna filosofis yang mendalam dan luhur yang telah lama dipegang oleh tradisi tersebut. Makna tersebut bisa tekstual dan kontekstual baik berupa tulisan, ucapan maupun perlambang dalam kehidupan. Contohnya dalam Ngarot ada yang Namanya Nasi Tumpeng yang berarti Tuntunan Kang Lempeng yang berarti budaya ini merupakan Budaya yang berlandaskan nilai kebenaran.

Peran Generasi Z untuk Melestarikan Tradisi Ngarot

Dikarenakan pesatnya perubahan intelegency  dan kecerdasan terkhusus diranah pembelajaran, kita harus siap untuk merespon perubahan dunia. Misalnya, perubahan tersebut adalah Society 5.0. Society 5.0 mengacu pada orang-orang yang hidup di Era Revolusi Industri 4.0 yang sanggup menyelesaikan banyaknya rintangan dan masalah kemasyarakatan dengan menggunakan jenis inovasi yang berpusat pada teknologi.

Generasi Z sebagai aktor di Era Revolusi Industri 4.0 menuju Society 5.0 harus mampu meningkatkan nilai-nilai budayanya agar tetap terjaga. Di satu sisi, generasi yang lebih tua menjadi penanggung jawab bertugas memperkuat nilai ini. Hadirnya nilai-nilai tradisional Indramayu yang harmonis, dipadukan dengan nilai-nilai modern dari Society 5.0, menciptakan sistem tatanan sosial yang unggul. Memastikan bahwa masyarakat Indramayu dapat selalu mempertahankan nilai, adat dan budayanya di Era Society 5.0.

Karena itu, Generasi Z  memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan suatu budaya di Indonesia salah satunya tradisi Ngarot di Indramayu untuk mencapai Indonesia emas pada tahun 2045 yang telah memasuki Era Society 5.0 dimana semua teknologi berkembang pesat. Pelestarian budaya tersebut melalui cara: 

1. Mempunyai ketertarikan yang loyal dan peka terhadap budaya yang berada diwilayah Indonesia dengan mengikuti kegiatan disalah satu sanggar kesenian atau kebudayaan Indonesia  2. Memperkenalkan, Mendeskripsikan kebudayaan Indonesia dengan menampilkan jenis kebudayaan kedaerahan di Indonesia; 3. Mempublikasikan dalam ranah internasional tentang keseruan mengkaji, menggali, memainkan kebudayaan Indonesia, salah satunya melalui jejaring sosial, dll 4. Melihatkan rasa loyalitas yang terintegrasi tinggi terhadap kekayaan kebudayaan Indonesia dalam kancah luas.  Maka dari itu Generasi Z harus menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan budaya Ngarot ke manca negara agar menarik perhatian negara lain untuk mengenal lebih dekat budaya Ngarot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun