Mohon tunggu...
ANANDA ALFIKRO
ANANDA ALFIKRO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Walisongo Seorang Pengajar, Peneliti, dan Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngarot Penjaga Kebudayaan Berlandaskan Nilai Religius, Rasional dan Transendental dalam Menghadapi Disrupsi Society 5.0

5 November 2022   08:00 Diperbarui: 5 November 2022   08:02 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Modernisasi yang sedang berlangsung berdampak besar pada generasi muda. Modernisasi berarti kita tidak bisa lagi membatasi cara berpikir anak muda. Tidak dapat disangkal bahwa budaya global lebih populer di kalangan remaja saat ini daripada budaya lokal/tradisional. Tak menutup kemungkin bahwasannya ketika sebuah budaya dalam suatu daerah tidak dianggap berharga dan dilestarikan maka, jangan kaget ketika budaya itu kelak akan hilang dan hanya tinggal cerita yang hanya bisa didengarkan.

Dampak dan Manfaat Era Society 5.0

Era Society 5.0 adalah gebrakan yang dapat mengubah kehidupan masa depan dari suatu kebudayaan di Indonesia khusunya kebudayaan daerah yang mana bersifat Kontekstual dan dilaksanakan dengan sistem turun menurun tanpa adanya gubahan dan sebuah revolusi guna melestarikan budaya. Kecerdasan buatan merupakan inti dari Era Society 5.0 yang di gaung-gaungkan yang kemudian membuahkan hasil dan membantu peranan kehidupan manusia menurut penyusun, era ini merupakan Era Disrupsi yang bisa mengubah struktural tatanan kehidupan kedepannya. Siklus dalam kehidupan ketika itu mengalami perubahan tatanan besar besaran yang mana dalam era ini penyusun mengkhawatirkan adanya penghapusan dan penghilangan nilai-nilai kebudayaan yang telah dijaga dan dirawat selama ratusan tahun kemudian hilang lalu sirna seketika.

Secanggih apapun teknologi dan algoritme, jika analogi dan manusia salah, hasilnya akan salah sehingga ketika tidak kita bersihkan relasi kemanusiaannya maka Era Industri 4.0 akan membuat manusia seperti zombi atau manusia hidup tapi kepalanya tidak dipakai berpikir, karena yang masuk ke dalam kepalanya tidak teratur melalui Smartphone. Terlepas dari itu. Era Industri 4.0 karenanya telah mencapai kesuksesan. Apa saja hal-hal yang dapat terjadi selama interaksi manusia dengan orang lain ketika seseorang dibuat lebih mudah, lebih cerdas, atau lebih tersebar dari seluruh dunia.

Nilai-nilai budaya suatu masyarakat tidak statis, mereka berpindah dari generasi ke generasi. Baik generasi muda maupun tua memiliki cara pandang masing-masing terhadap cermin nilai budaya dalam ranah lingkungan tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan. Perbedaan tersebut berpotensi menimbulkan sinergi dan konflik. Termasuk masyarakat Indramayu pada umumnya yang mana setiap regenerasi pasti mempunyai tantangan dan hambatan yang lain. Pertanyaanya apakah tradisi Ngarot masih bisa dipertahankan, terlaksanakan, terjaga dan terpelihara? Mengapa tradisi kebudayaan Ngarot harus dipertahankan? Bagaimana respon pemuda sebagai tombak estafet kehidupan bangsa yang mana harus bisa menyikapi terjadinya Era Disrupsi Society 5.0? dan yang terakhir apakah kebudayaan Ngarot bisa berkalobarasi dengan Era Disrupsi Society 5.0?

Hal ini menjadi perdebatan dan problematika di setiap daerah di Indonesia. Yang mana menjadi pertentangan di satu sisi para budayawan setuju dan bisa mengawal masuknya kebudayaan dalam Era Disrupsi Society 5.0. dan satu sisi lagi berpendapat bahwa budaya bersifat statis, saklek, dan tetap berda peraturan (pepakem) yang masih terjaga kelestariannya. 

Semua pendapat dan argumentasi tersebut memiliki dasar untuk yang berpendapat bahwa budaya bisa masuk dan berkolaborasi dibuktikan dengan adanya Era Disrupsi Society 5.0. yang mana semua orang bisa mengakses dunia dengan satu genggaman tangan. Melalui smartphone atau gawai elektronik membuat semua orang bisa mengakses apapun di dunia ini dari yang terkecil hingga yang terbesar. Smartphone atau gawai elektronik jika ditinjau dari pengertian atau definisi dari Era Society 5.0 tentunya bisa disimpulkan bahwa smartphone alat kecerdasan buatan karena bisa mengakses seluruh informasi dunia dan bisa membantu manusia dari semua sektor dan aspek kehidupan.

Budaya tidak bisa berkembang dengan Era Society 5.0`yang mana budaya bersifat statis, trasedental, dan mengikuti peraturan-peraturan yang didalamnya secara turun-temurun yakni pepakem yang ada. Dalam kasus ini Ngarot ini mempunyai suatu jadi diri dan transedental yang sangat kuat serta dikenal masyarakat yang luas sebagai kebudayaan yang statis dan tidak pernah berubah dari masa kemasa. Oleh karena itu, kehadiran Era Society 5.0 sangat mengancam tradisi Ngarot yang merupakan tradisi sakral dan hanya dipentaskan setahun sekali. menuju Society 5.0 atau justru nilai-nilai tradisional masyarakat Indramayu semakin  terkikis  akibat  digitalisasi  dari  revolusi Industri 4.0 menjadi Society 5.0?. Maka dari itu, kajian menggali eksistensi nilai-nilai tradisional pada masyarakat  Indramayu  untuk  dapat  melakukan repositioning  masyarakat  Indramayu di Era Revolusi industri 4.0 menuju Society 5.0 perlu dilakukan.

Generasi tua percaya bahwa nilai-nilai budaya Indramayu dalam filosofi hidup mereka, seperti disiplin, kejujuran, kerjasama, sopan santun, kebaikan, kerendahan hati, dan kebersamaan, akan bertahan pada masa pembangunan. Society 5.0 menuntut tiga keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap individu: analitis, kreatif, dan kritis. Jika masyarakat Indramayu siap untuk Society 5.0 berdasarkan kemampuan analitis, kreatif dan kritis mereka, nilai-nilai tradisional mereka akan dilestarikan. Jika tidak, banyak konsekuensi dan tanggung jawab yang harus dipertaruhkan maka, otomatis nilai-nilai kebudayaan akan tergilas dan terpendam oleh realita kehidupan yang semakin maju. Dan perlu diketahui juga bahwasannya ketika kita berfikir ke depan harus dan menjadi kewajiban untuk melihat juga menganalisa dari sebuah transedental dimasa lalu seperti, kenapa dan bagaimana adat kebudayaan Ngarot terjadi?.

Manfaat Tradisi Ngarot

Ngarot memiliki nilai-nilai trasedental yang sangat filosofis dan bisa dipraktekan dalam kehidupan yang mana ini merupakan suatu nilai juga norma dalam kehidupan bermasyarakat juga bernegara. Diantara beberapa transedental atau alasan terciptanya adat ini adalah yakni supaya tidak terjadinya hubungan gelap atau sebuah hubungan diluar suami istri atau perzinahan dalam suatu kehidupan karena, pada zaman dahulu yang Namanya Kumpul Kebo merupakan Tindakan yang dilarang juga bisa mengundang aib bagi dirinya maupun keluarga. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal itu maka disepakati adanya kegiatan Ngarot yang bertujuan untuk menjalin silaturahmi juga ajang perjodohan. Maka dari itu, Trasedental alasan Ngarot merupakan kegiatan yang positif, rasional dan normatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun