A. Perubahan Pola Pikir: Sistem pendidikan yang terbiasa dengan pendekatan tradisional mungkin menolak penerapan model ini oleh guru, orang tua, dan administrator sekolah.
B. Sumber daya: implementasi kurikulum merdeka membutuhkan dukungan keuangan dan sumber daya yang memadai untuk menyediakan kesempatan dan sumber belajar yang memadai.
 C. Penilaian Diferensial: Penilaian yang berfokus pada pengembangan keterampilan individu memerlukan alat dan pendekatan yang berbeda dari penilaian akademis tradisional.
 D. Mengukur Keberhasilan: Mengukur keberhasilan implementasi kurikulum independen dari perspektif yang lebih luas dan holistik bisa jadi sulit dibandingkan dengan penilaian berbasis tes.
 Model kurikulum mandiri menawarkan alternatif yang menarik untuk menjawab tantangan pendidikan abad 21. Pendekatan yang berfokus pada kemandirian, kreativitas dan keberdayaan siswa menawarkan kesempatan untuk menghasilkan generasi masa depan yang lebih siap menghadapi perubahan dan tantangan global. Meskipun ada beberapa tantangan dalam penerapannya, manfaat jangka panjang yang diharapkan dari kurikulum mandiri adalah berkembangnya manusia yang cerdas, inovatif dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Oleh karena itu, pengembangan dan perbaikan berkelanjutan dari model ini sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Referensi : Â
 1. Johnson, M. dan Smith, A. (2021). "Pendekatan Pembelajaran Mandiri: Kajian Efektivitas Kurikulum Merdeka." Jurnal Inovasi Pendidikan, 15(2), 45-60.
 2. Anderson, L. dan Brown, K. (2022). "Memberdayakan siswa: peran kreativitas dalam kurikulum Merdeka." Jurnal Internasional Pengembangan Pendidikan, 28(4), 367-382.Â
3. Kementerian Pendidikan. (2019). "Petunjuk Aplikasi Kurikulum Merdeka." Publikasi pemerintah.
4. Lee, C. dan Tan, E. (2020). "Membentuk Pemimpin Masa Depan: Dampak Kurikulum Merdeka Terhadap Pengembangan Kepemimpinan." Jurnal Studi Kurikulum, 12 (3), 189-205.Â
5. UNESCO. (2020). "Mempromosikan Otonomi Siswa: Prinsip dan Praktik Kurikulum Merdeka." Paris: UNESCO.Â