Mohon tunggu...
Ananda Yuri Hikmah
Ananda Yuri Hikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

Mahasiswa STAI Al-hikmah jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dampak "Broken Home" terhadap Mental Health Anak

3 Januari 2022   17:11 Diperbarui: 3 Januari 2022   17:21 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempat di mana seseorang menganggap rumah sebagai tempat ter nyaman namun justru sekarang rumah itu tempat paling tidak nyaman untuknya.

Apa arti rumah bagi kalian? Iya, rumah adalah tempat ter indah dan ternyaman karena adanya orang-orang tercinta seperti orangtua dan keluarga yang membuat rumah makin menentramkan. dan keluarga itu diibaratkan seperti rumah.

Lalu, apa arti keluarga bagi kalian? Tentunya keluarga itu memiliki peran terpenting dalam kehidupan. Karena keluarga adalah tempat yang sangat berarti yang akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak serta keluarga menjadi sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Di dalam keluarga, seorang anak dapat berkeluh kesah dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya atau hanya memberi dukungan yang positif dan tentunya itu yang dibutuhkan seorang anak.

Apa itu broken home?

Broken home sering dikenal dengan kondisi keluarga yang sudah tidak lengkap atau tidak harmonis lagi, yang mana kedua orangtua dari keluarga sudah dikatakan pisah atau cerai. 

Namun broken home tidak hanya berkaitan dengan perceraian atau perpisahan yang mengakibatkan berakhirnya sebuah keluarga, tapi keluarga yang tidak sempurna atau tidak saling melengkapi di mana orangtua tidak mampu membangun dan menjadi orangtua seutuhnya. Justru seharusnya dalam sebuah keluarga peran orang tua terhadap anak perlu diutamakan karena akan berdampak pada masa depannya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa broken home adalah keadaan keluarga yang sudah tidak dapat lagi menjalankan fungsi dari keluarga itu sendiri karena struktur dalam keluarga tidak lagi utuh.

Tahukah kalian, apa sih penyebab broken home terjadi? 

Nah broken home terjadi karena adanya berbagai macam perdebatan, perselisihan, hingga berakhir pertengkaran besar yang mengakibatkan perpisahan atau perceraian. Suasana perceraian  ini yang mengesankan kejadian yang paling terlihat dalam sebuah keluarga broken home yang akan dirasakan seorang anak.

Broken home berdampak tidak hanya pada anak-anak saja tetapi juga pada remaja. Biasanya anak yang keluarganya broken home mengalami beberapa masalah seperti kesulitan belajar, kesulitan berfikir dalam keterampilan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah. Lalu, jika sudah seperti ini anak menjadi korban dari keegoisan orang tuannya

Apa dampak yang terjadi pada kesehatan mental anak?

Pada usia anak-anak ini masih rentan terhadap lingkungan di sekitarnya, ia dapat mencontohkan apa yang sering ia lihat, dengar dan rasakan. Keluarga yang harmonis akan memberikan dampak positif kepada anak-anaknya sampai ia masuk ke dunia remaja dan dewasa. Namun, begitu juga sebaliknya jika pada usia anak-anak ia selalu melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu yang mengesankan hal negatif dari keluarga broken home maka akan berdampak buruk untuk anak hingga usia dewasanya.

Namun tidak semua anak yang berasal dari keluarga broken home selalu mengesankan hal-hal negatif dalam kehidupannya. Ada juga yang mengarah kepada hal-hal positif karena keadaan yang ia alami itu ia jadikan motivasi agar hidupnya tidak selalu larut dalam ketakutan, kesedihan, dan kesusahan, bahkan merasa tertekan dengan keadaan yang mungkin sulit untuk diterima.

Akibat keluarga broken home akan memberikan dampak yang cukup besar bagi keadaan psikologis anak. Karena siapa pun yang mengalami broken home akan berakibat juga pada broken heart. 

Dimana hati seseorang selalu diselimuti oleh perasaan rasa sakit, pedih, kecewa, putus asa, lebih memilih untuk sendiri, selalu merasa tidak aman, dan sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, dapat membentuk perkembangan kepribadian yang kurang sehat, emosian hingga tidak punya tanggung jawab, bahkan sampai beranggapan bahwa ia tidak ada gunanya untuk hidup.

Dampak buruk dari keadaan anak broken home berpotensi memiliki gangguan kesehatan mental anak seperti trauma dan depresi. Trauma saat anak melihat orangtuanya bertengkar, kekerasan fisik yang dilakukan orangtua akan membuat anak menjadi depresi. Depresi menjadi salah satu gangguan yang mengintai anak broken home , anak yang hidup terpisah dengan orangtua akibat perceraian yang mengharuskan menghadapi perceraian orangtua.

Dampak yang terasa adalah hilangnya kehangatan dan sosok serta kehadiran orang yang sangat disayanginya. Anak broken home sangat rentan merasakan kesepian akibat rasa kehilangan yang dialami. 

Perceraian pada orangtua paling sering memicu depresi pada anak dalam tingkat dan jenis yang berbeda-beda. Dari depresi ini seiring berjalannya waktu ia akan merasakan selalu cemas, takut, tertekan, bahkan sampai ada yang ingin mengakhiri hidup.

Dampak pada masa perkembangan anak akibat dari broken home seperti cenderung bersifat agresif, mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif dan kurang baik dalam bersikap, bahkan bisa membuat prestasi belajar menurun, semangat belajar rendah. Hal seperti ini dikarenakan orangtua yang kurang dalam memberi perhatian, pendidikan, dan motivasi-motivasi yang mungkin bisa memberikan dampak positif terhadap anak hingga menjadi pengaruh baik untuk masa depannya.

Selain itu, dampak negatif  yang suatu saat terjadi pada anak broken home seperti seorang anak yang sudah kecewa atas pilihan orangtuanya hingga menimbulkan rasa benci dalam diri anak kepada orangtuanya. Anak akan merasa insecure yang tinggi terhadap teman-temannya. Anak akan diselimuti oleh rasa cemas, khawatir terhadap masa depannya karena sudah terlanjur pasrah akibat kekecewaan yang sangat besar selama hidupnya. Tentunya perasaan insecure ini terasa sulit untuk disembuhkan.

Oleh karena itu, anak yang berasal dari keluarga broken home dapat terus menjaga kesehatan mental mereka karena kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Bagaimana sih, Cara mencegah dampak broken home pada anak?

Kalian sudah tahu, bahwa anak dari keluarga broken home itu rentan terjerumus ke hal-hal negatif. Oleh sebab itu, orangtua mesti mendampinginya agar kondisi psikisnya tetap stabil. Nah, Adapun cara menghindari dampak broken home pada anak sebagai berikut :

  • Hindari bertengkar di depan anak
  • Jangan biarkan anak menyalahkan dirinya sendiri
  • Ajari anak untuk berfikir positif
  • Selalu damping anak, ajak ia melakukan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan
  • Luangkan waktu khusus untuk mendengarkan curhatan anak
  • Bersikap terbuka, sering berdiskusi dan berkomunikasi bersama anak
  • Bawa ke psikologi anak jika psikisnya sudah terganggu

Untuk mempertahankan keluarga yang harmonis memang tidak mudah. Namun, ada baiknya orangtua perlu memperhatikan psikis anak yang broken home. Jangan sampai perpecahan keluarga dapat merusak kesehatan mentalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun