Mohon tunggu...
Ananda Yuri Hikmah
Ananda Yuri Hikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

Mahasiswa STAI Al-hikmah jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dampak "Broken Home" terhadap Mental Health Anak

3 Januari 2022   17:11 Diperbarui: 3 Januari 2022   17:21 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Broken home berdampak tidak hanya pada anak-anak saja tetapi juga pada remaja. Biasanya anak yang keluarganya broken home mengalami beberapa masalah seperti kesulitan belajar, kesulitan berfikir dalam keterampilan yang berkaitan dengan penyelesaian masalah. Lalu, jika sudah seperti ini anak menjadi korban dari keegoisan orang tuannya

Apa dampak yang terjadi pada kesehatan mental anak?

Pada usia anak-anak ini masih rentan terhadap lingkungan di sekitarnya, ia dapat mencontohkan apa yang sering ia lihat, dengar dan rasakan. Keluarga yang harmonis akan memberikan dampak positif kepada anak-anaknya sampai ia masuk ke dunia remaja dan dewasa. Namun, begitu juga sebaliknya jika pada usia anak-anak ia selalu melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu yang mengesankan hal negatif dari keluarga broken home maka akan berdampak buruk untuk anak hingga usia dewasanya.

Namun tidak semua anak yang berasal dari keluarga broken home selalu mengesankan hal-hal negatif dalam kehidupannya. Ada juga yang mengarah kepada hal-hal positif karena keadaan yang ia alami itu ia jadikan motivasi agar hidupnya tidak selalu larut dalam ketakutan, kesedihan, dan kesusahan, bahkan merasa tertekan dengan keadaan yang mungkin sulit untuk diterima.

Akibat keluarga broken home akan memberikan dampak yang cukup besar bagi keadaan psikologis anak. Karena siapa pun yang mengalami broken home akan berakibat juga pada broken heart. 

Dimana hati seseorang selalu diselimuti oleh perasaan rasa sakit, pedih, kecewa, putus asa, lebih memilih untuk sendiri, selalu merasa tidak aman, dan sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, dapat membentuk perkembangan kepribadian yang kurang sehat, emosian hingga tidak punya tanggung jawab, bahkan sampai beranggapan bahwa ia tidak ada gunanya untuk hidup.

Dampak buruk dari keadaan anak broken home berpotensi memiliki gangguan kesehatan mental anak seperti trauma dan depresi. Trauma saat anak melihat orangtuanya bertengkar, kekerasan fisik yang dilakukan orangtua akan membuat anak menjadi depresi. Depresi menjadi salah satu gangguan yang mengintai anak broken home , anak yang hidup terpisah dengan orangtua akibat perceraian yang mengharuskan menghadapi perceraian orangtua.

Dampak yang terasa adalah hilangnya kehangatan dan sosok serta kehadiran orang yang sangat disayanginya. Anak broken home sangat rentan merasakan kesepian akibat rasa kehilangan yang dialami. 

Perceraian pada orangtua paling sering memicu depresi pada anak dalam tingkat dan jenis yang berbeda-beda. Dari depresi ini seiring berjalannya waktu ia akan merasakan selalu cemas, takut, tertekan, bahkan sampai ada yang ingin mengakhiri hidup.

Dampak pada masa perkembangan anak akibat dari broken home seperti cenderung bersifat agresif, mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif dan kurang baik dalam bersikap, bahkan bisa membuat prestasi belajar menurun, semangat belajar rendah. Hal seperti ini dikarenakan orangtua yang kurang dalam memberi perhatian, pendidikan, dan motivasi-motivasi yang mungkin bisa memberikan dampak positif terhadap anak hingga menjadi pengaruh baik untuk masa depannya.

Selain itu, dampak negatif  yang suatu saat terjadi pada anak broken home seperti seorang anak yang sudah kecewa atas pilihan orangtuanya hingga menimbulkan rasa benci dalam diri anak kepada orangtuanya. Anak akan merasa insecure yang tinggi terhadap teman-temannya. Anak akan diselimuti oleh rasa cemas, khawatir terhadap masa depannya karena sudah terlanjur pasrah akibat kekecewaan yang sangat besar selama hidupnya. Tentunya perasaan insecure ini terasa sulit untuk disembuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun