Mohon tunggu...
Chairil Anam
Chairil Anam Mohon Tunggu... -

life is a Journey

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau Duniaku, A tribute to Indonesian Women

2 Agustus 2011   06:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:10 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Jika kau tak sanggup menjalani peran sebesar mentari, jadilah Bulan, yang mengindahkan malam yang sunyi, menerangi jalan para musafir malam.' Senyum Laila kembali mengembang.

'Bila masih tak sanggup jua, jadilah lentera dalam rumah gelap. meski tak mampu menyinari dunia yang luas. Setidaknya kau mampu menyinari orang sekitarmu.' Laila tersenyum, kedua pipinya makin membentuk lesungan kecil. Melangkah pasti menuju tempat yang paling nyaman bagi kebanyakan orang. Meski tak semewah hotel berbintang. Namun cukuplah kehangatan menjadi kemewahan didalamnya. Rumah.

Boleh jadi dunia menghantam kita, menghimpit kita, tapi tetaplah bertahan dan berjuang. Karena Tuhan tidak satu kali mendatangkan malam, malam takkan selamanya. Pun Siang tak sekali datang. Karena bumi berputar. Selalu ada terang usai hujan. Badai pasti berlalu kata Ibu Kartini. Selalu akan ada kemudahan setelah kesulitan, begitu yang dijanjikanNya. Maka tak ada alasan bagi kita untuk menyerah pada kesulitan. Karena sebagian besar yang perlu kita lakukan hanya menyelesaikan ujian, dan bersyukur atas kenikmatan.

*******

Terima kasih untuk Wanita Indonesia, atas inspirasinya .

*****

Lagu ini menemani saya menulis cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun