Karena itu, saya memilih makan masakan sendiri. Bahkan, ke kantor pun bawa bekal. Menu utama plus buah-buahan. Untuk anak-anak juga demikian, saya bawakan bekal dari rumah.
Memasak sendiri repot? Ya, cukup ribet. Tapi saya mengatasinya dengan memasak menu sederhana seperti tahu-tempe goreng, sayur asem, sayur sop, sayur bayam, telur dadar, dan tumis-tumis-an. Biarpun simpel, saya merasa memasak sendiri lebih sehat dan yang paling penting lebih hemat. Hehe...
Menurut Dr Sophia Hage SpKO olahraga menjadi salah satu langkah untuk hidup sehat dan bebas dari stres (kompas.com). Tapi, kesibukan kerja kerap jadi alasan untuk tidak olahraga. Padahal, kita masih bisa menyelipkan aktivitas fisik yang setara dengan berolahraga di tengah-tengah kesibukan.
Kalau saya, di pagi hari ketika belanja ke pasar, lebih suka jalan kaki. Lumayan lah pulang pergi 1 km. Ketika di kantor, saya memilih naik tangga ketimbang naik lift. Lagian cuma lima lantai, kok.
Selain itu, paling tidak 3 kali dalam satu minggu, saya memilih naik angkot ke kantor. Dari situ, saya dituntut untuk jalan kaki ketika dari rumah ke pemberhentian angkot dan dari turun angkot ke kantor. Itung-itung sekalian ikut mengurangi kemacetan lalu lintas serta hemat BBM.
Kalau lagi liburan, saya tak lupa untuk tetap berolahraga. Kalau nggak berenang, ya lari. Banyak pemandangan berbeda yang kita temui saat lari di lokasi baru. Dengan melihat ibunya doyan olahraga, anak-anak jadi ikut-ikut mencobanya.
Musik memang luar biasa. Punya pengaruh baik dalam tubuh. Nada-nada yang diatur indah dalam sebuah musik menjadi media penyembuh, mengusir kecemasan, menenangkan, dan menciptakan keceriaan. Kalau cuma mendengarkan musik saja bisa mereduksi stres, apalagi kalau memainkannya bersama anak-anak.
Perlindungan Ekstra untuk Kesehatan