Mohon tunggu...
Ria Utami
Ria Utami Mohon Tunggu... Editor - Blogger

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ― Pramoedya Ananta Toer

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara Gampang Bentengi Keluarga dari Penyakit

16 November 2019   22:08 Diperbarui: 16 November 2019   22:04 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

        Haduh, si kecil demam. Badannya panas, tidur mengigau, rewel, minta ditungguin. Sedih melihatnya. Padahal, keesokan harinya dia ada tes di sekolah. Latihan paduan suara buat lomba yang harusnya dia ikuti sore hari terpaksa tidak diikuti.    

         Akhirnya, berangkatlah saya ke dokter spesialis anak dekat rumah untuk memeriksakan si kecil. Berbekal uang Rp 300 ribu sembari berharap biayanya tak sampai segitu.  Untunglah demamnya hanya karena batuk pilek. Lha kok selang beberapa hari, ganti saya yang demam sampai tiga hari. Ketika periksa ke dokter, lagi-lagi masih beruntung, cuma karena batuk pilek. Ketika obat sudah diminum, selang sehari, badan sudah fit.  

        Tapi ya gitu, kondisi dompet yang jadi kurang fit. Hehe. Tak apalah, yang penting anak-ibu sehat. Yap, benar. Tidak ada yang lebih berbahagia ketika semua anggota keluarga kita sehat.

        Kesehatan sangat utama. Ketika sakit, aktivitas jadi terganggu. Semua rencana yang sudah disusun bisa bubar seketika saat tubuh lemah karena gempuran virus. Belum lagi, biaya berobat  yang bisa menguras uang belanja bahkan tabungan.

      Sakit adalah hal yang sia-sia. Makanya, jangan sampai sakit. Itulah yang sedang gencar saya tekankan untuk diri sendiri maupun keluarga. Karena, keluarga sehat merupakan awal dari masyarakat yang produktif.

Pola Makan Sehat

                Pada puncak Hari Kesehatan Nasional 2015, Nila Moeloek, menteri kesehatan saat itu mengatakan, makanan yang aman dan sehat tidak perlu mahal. Sebab, yang menentukan keamanan dan kesehatan makanan adalah higienitas dan perilaku hidup bersih, termasuk dalam memasak dan memilih makanan (kompas.com).

Ya, prinsip makan sehat sebenarnya sederhana, yaitu bagaimana kita mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan, menjaga komposisi zat gizi, mengolahnya secara sehat, dan mematuhi waktu makan. Sekilas tampak mudah tapi ternyata sulit diaplikasikan.

Salah satu faktornya adalah gaya hidup yang menuntut semua serba terburu-buru dan instan. Apalagi, fasilitas delivery order atau order secara online. Ketika lapar melanda, tapi pekerjaan tak bisa ditunda, solusinya ya tinggal buka ponsel, pesan makanan, dan menu pilihan pun segera tiba di depan mata. Praktis.

Selain itu, kalau bisa pamer foto makan di tempat ngehits melalui media sosial rasanya bangga banget. Apalagi bisa bareng keluarga makan di resto mewah, pasti bikin iri yang lain.   

Tapi, seiring dengan pemberitaan di media mengenai pemakaian bahan-bahan pangan yang tidak aman, membuat saya ngeri dan berpikir dua kali untuk jajan di luar. Mau beli nasi pecel, misalnya. Memang bergizi karena terdiri atas sayuran. Namun, apakah penjualnya sudah mencuci bersih sayurannya sehingga bebas dari pestisida dan bakteri. Belum lagi lauk ayam goreng atau tempe goreng, apakah digoreng dengan minyak baru atau jelantah? Bagaimana dengan higienitas piring dan sendok-garpunya?

                 Karena itu, saya memilih makan masakan sendiri. Bahkan, ke kantor pun bawa bekal. Menu utama plus buah-buahan. Untuk anak-anak juga demikian, saya bawakan bekal dari rumah.

                Memasak sendiri repot? Ya, cukup ribet. Tapi saya mengatasinya dengan memasak menu sederhana seperti tahu-tempe goreng, sayur asem, sayur sop, sayur bayam, telur dadar, dan tumis-tumis-an. Biarpun simpel, saya merasa memasak sendiri lebih sehat dan yang paling penting lebih hemat. Hehe...

Kurangi Stres dengan Olahraga dan Main Musik

                Menurut Dr Sophia Hage SpKO olahraga menjadi salah satu langkah untuk hidup sehat dan bebas dari stres (kompas.com). Tapi, kesibukan kerja kerap jadi alasan untuk tidak olahraga. Padahal, kita masih bisa menyelipkan aktivitas fisik yang setara dengan berolahraga di tengah-tengah kesibukan.

                Kalau saya, di pagi hari ketika belanja ke pasar, lebih suka jalan kaki. Lumayan lah pulang pergi 1 km. Ketika di kantor, saya memilih naik tangga ketimbang naik lift. Lagian cuma lima lantai, kok.

                Selain itu, paling tidak 3 kali dalam satu minggu, saya memilih naik angkot ke kantor. Dari situ, saya dituntut untuk jalan kaki ketika dari rumah ke pemberhentian angkot dan dari turun angkot ke kantor. Itung-itung sekalian ikut mengurangi kemacetan lalu lintas serta hemat BBM.

                Kalau lagi liburan, saya tak lupa untuk tetap berolahraga. Kalau nggak berenang, ya lari. Banyak pemandangan berbeda yang kita temui saat lari di lokasi baru. Dengan melihat ibunya doyan olahraga, anak-anak jadi ikut-ikut mencobanya.

olahraga-5dd00e5cd541df5e295d8c42.jpeg
olahraga-5dd00e5cd541df5e295d8c42.jpeg
1-5dd00f4ad541df1e803128e2.jpg
1-5dd00f4ad541df1e803128e2.jpg
                Selain dengan olahraga, stres bisa juga kita atasi dengan kumpul bareng teman lama dan mengerjakan hobi. Karena saya suka musik, kalau pikiran lagi panas, larinya ya main musik. Paling gampang ya gitar atau piano.

                Musik memang luar biasa. Punya pengaruh baik dalam tubuh. Nada-nada yang diatur indah dalam sebuah musik menjadi media penyembuh, mengusir kecemasan, menenangkan, dan menciptakan keceriaan. Kalau cuma mendengarkan musik saja bisa mereduksi stres, apalagi kalau memainkannya bersama anak-anak.

gitar-5dd00f86097f3643f60f4f32.jpeg
gitar-5dd00f86097f3643f60f4f32.jpeg
                Oya, jangan sampai lupa untuk rutin melakukan medical check-up secara rutin. Beruntunglah saya di kantor memiliki fasilitas cek kesehatan setiap tahun. Dengan demikian, jika terdapat potensi penyakit, kita bisa mengetahuinya sejak dini dan mengobatinya segera.

Perlindungan Ekstra untuk Kesehatan

                Kita memang tak pernah berharap akan jatuh sakit. Kita juga sudah berusaha untuk menjaga diri agar tubuh tetap sehat. Namun, terkadang sakit sudah menjadi risiko yang dapat menimpa siapa saja dan di saat yang tidak terduga. Kita membutuhkan sebuah perlindungan ekstra untuk itu.

                Sun Life Financial Indonesia berupaya menawarkan perlindungan kesehatan berstandar dunia melalui salah satu produk unggulan (Rider) Sun Medical Platinum. Asuransi tambahan tersebut dapat memberikan perlindungan kesehatan secara lengkap hingga usia 88 tahun.

                Produk asuransi kesehatan pertama di Indonesia itu memberikan banyak manfaat yang bisa kita peroleh. Di antaranya, fasilitas jaminan asuransi di jaringan rumah sakit rekanan di seluruh dunia dengan kamar perawatan untuk satu orang demi kenyamanan Anda dan keluarga.

               Penggantian biaya perawatan pun dibayarkan sesuai tagihan sampai Rp 7,5 miliar, termasuk perawatan berbiaya besar seperti ICU, operasi, cuci darah, dan perawatan kanker. Selain itu, kita bisa mendapatkan manfaat efek samping kemoterapi dan terapi wicara dan okupasi. Juga, manfaat tunai sampai Rp2,5 juta per hari di saat biaya perawatan sudah dibayar penuh oleh asuransi lain.

            Asuransi kesehatan Sun Medical Platinum dapat digunakan untuk keperluan operasi rekonstruksi yang bukan hanya terjadi akibat kecelakaan namun juga akibat penyakit kanker. Diberikan juga layanan pendapat ahli medis.

               Manfaat lainnya yaitu untuk melahirkan, rawat jalan, dan perawatan gigi. Selain itu, diberikan juga layanan evakuasi medis domestik dan internasional 24 jam (dari asuransi dasar).    

                Seperti kita ketahui bahwa Sun Life adalah salah satu merek perusahaan asuransi ternama berasal dari Kanada. Sebagai salah satu perusahaan asuransi terkemuka di dunia, Sun Life memberikan berbagai produk layanan asuransi, investasi hingga jaminan hari tua.

              Sebagai salah satu perusahaan asuransi terpercaya, Asuransi Sun Life memiliki total aset sekitar 975 miliar dolar Kanada. Komitmen tinggi terus dipersembahkan oleh Asuransi Sun Life untuk membantu masyarakat Indonesia. Khususnya, untuk mendapatkan kehidupan yang seimbang dengan menyediakan layanan produk sebagai solusi proteksi di masa depan. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun