Meritokrasi adalah sebuah sistem yang menekankan pada kelayakan seseorang untuk menduduki sebuah jabatan tertentu ( Stephen J McNamee, 2014) Meritokrasi menempatkan seseorang berhak untuk menduduki jabatan apa saja sepanjang sesuai dengan ketentuan yang mengatur karena yang bersangkutan memiliki kapasitas.Â
Selanjutnya, Mosher ( 1982) menyebutkan kepemimpinan seharusnya berdasarkan merit ( prestasi ) bukan mengandalkan keturunan ( aristokrasi ) maupun berdasarkan kekayaan ( plutokrasi). Pendapat Stphen J McNamee dan Mosher tersebut tentunya sejalan dengan semboyan organisasi pengawas sekolah Indonesia ( APSI ) Â yakni "JAYA"
"JAYA" adalah akronim. Yang oleh anggota APSI dijadikan yel-yel, pemompa semangat anggota APSI. Untuk mampu menjadikan diri sebagai seorang pengawas yang professional dan sekaligus memiliki kinerja yang baik dan diakui ( merit) maka pengawas sekolah harus mampu mengembangkan jejaring atau networking.Â
Layaknya komunitas/ profesi lain, Pengawas sekolah  bukanlah sosok yang tumbuh dan berkembang di ruang hampa. Namun mereka tumbuh bersama dengan  lingkungannya. Makanya kemampuan untuk membangun jejaring akan berimplikasi sangat besar bagi pengawas sekolah.
Selanjutnya, kemampuan membangun jejaring dan membuka kanal aksesbelitas  tersebut harus diimbangi dengan keyakinan akan manfaat 5 B ( baca, bantu, bermanfaat, budaya, berkarya).Â
Pengawas sekolah adalah referensi hidup dari warga sekolah. Bahkan terkadang pengawas sekolah dianggap sebagai manusia setengah dewa yang tahu segalanya. Karenanya, membaca berbagai jenis referensi menjadi sebuah keniscayaan bagi pengawas sekolah. Membantu seluruh warga sekolah akan memberikan value tersendiri baik bagi pribadi maupun profesi seorang pengawas.Â
Bantuan yang diberikan haruslah memberikan manfaat maksimal. Karenanya sosok pengawas sekolah haruslah selalu menjadi sumber inspirasi dan sekaligus herbarium, ladang persemaian bagi munculnya jiwa inovatif dan kreatif di sekolah binannya masing-masing.
Begitu derasnya perubahan terjadi. Maka, Permen PAN-RB Nomor 1 tahun 2023 diharapkan menjadi salah satu piranti bagi pengawas sekolah untuk lebih maksimal dalam melangkah menuju transformasi menuju pengawas sekolah modern yang agile siap berkolaborasi, bertumpu pada profesionalisme, serta siap memberikan dampak besar bagi peningkatan kualitas pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H