Mohon tunggu...
Anak Lestari
Anak Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tidak ada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Bioetanol dari Limbah Organik, Efektif Tidak Ya?

20 Oktober 2024   05:27 Diperbarui: 21 Oktober 2024   09:59 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar limbah pepaya, Sumber: Isroi 

Mengurangi limbah: Sampah organik seringkali diabaikan atau dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), yang tidak hanya membuang sumber daya yang berpotensi bernilai, tetapi juga berkontribusi pada masalah lingkungan, seperti emisi metana dari limbah yang membusuk. Dengan mengolah limbah ini menjadi bioetanol, kita dapat mengurangi beban sampah sekaligus menghasilkan energi terbarukan.

Pengurangan emisi gas rumah kaca: Bioetanol memiliki keuntungan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dibandingkan bahan bakar fosil. 

Ketika dihasilkan dari limbah, dampak lingkungan dari proses produksinya jauh lebih rendah dibandingkan bioetanol berbasis pangan, yang memerlukan energi besar untuk penanaman, pemanenan, dan pengolahan tanaman

b) Keefektifan Produksi

Pengolahan bahan non-pangan menjadi bioetanol membutuhkan proses yang lebih kompleks dibandingkan bioetanol generasi pertama yang berbasis tanaman pangan. 

Salah satu tantangan utama adalah memecah struktur lignoselulosa yang keras menjadi gula sederhana yang dapat difermentasi menjadi etanol. Proses ini biasanya melibatkan beberapa tahap:

Pretreatment: Langkah pertama adalah pretreatment untuk mengubah biomassa lignoselulosa menjadi bentuk yang lebih mudah diakses oleh enzim. Pretreatment ini bisa dilakukan secara mekanis, kimiawi, atau biologis.

Hidrolisis enzimatis: Setelah pretreatment, enzim digunakan untuk memecah selulosa dan hemiselulosa menjadi gula yang bisa difermentasi. Tahap ini menjadi salah satu tantangan terbesar, karena memerlukan enzim yang spesifik dan efisien.

Fermentasi dan distilasi: Setelah gula diperoleh, proses fermentasi dilakukan oleh mikroorganisme seperti ragi untuk menghasilkan etanol, yang kemudian disuling menjadi bioetanol siap pakai.

Meskipun proses ini lebih rumit, kemajuan teknologi di bidang bioteknologi dan rekayasa genetika telah meningkatkan efisiensi konversi dan menurunkan biaya produksi. 

Mikroorganisme hasil rekayasa genetika, misalnya, telah dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memfermentasi berbagai jenis gula, yang mempercepat proses produksi bioetanol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun