Mohon tunggu...
Ana Fauzia
Ana Fauzia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menghapus Mendung di Wajah Vera

25 November 2021   09:31 Diperbarui: 25 November 2021   09:47 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mendengar hal itu, Rani memberikan semangat kepada Vera, "Kalau memang masalahmu adalah persoalan keluarga, maka kamu harus bangkit seperti dulu lagi. Jangan sampai karena masalah keluarga, pendidikanmu jadi hancur. Tentu bukan ini kan yang orang tuamu inginkan?"

"Bener Ve, kadang saat-saat tersulit sering kali mengarah pada momen-momen terbesar dalam hidupmu. Bukankah sebentar lagi kamu juga harus persiapan untuk kontes musik tingkat nasional? Jangan sampai masalah ini jadi beban buat kamu. Ketika kamu berhasil mencapai sesuatu dengan penuh kerja keras dan rintangan di setiap jalan yang kamu lalui, maka di sanalah kamu benar-benar menjadi orang yang berhasil." Pungkas Rita menyemangati Vera.

Setelah mengerjakan tugas, mereka pun pulang karena tak terasa bahwa senja mulai mengalah pada malam. Sesampainya dirumah, Vera memikirkan apa yang disampaikan sahabat-sahabatnya. Apa yang dikatakan sahabat-sahabatnya itu membuatnya semangat lagi dan berusaha untuk bangkit. Justru karena ia tahu bahwa orang tuanya sedang bermasalah, pikirannya mulai terbuka bahwa ia tidak boleh menambah beban dan menjadi masalah bagi orang tuanya. Baginya, yang terpenting sekarang adalah bagaimana tetap menjadi anak yang bisa membanggakan kedua orang tuanya, terlepas bagaimana kondisi orang tuanya sekarang yang sudah tidak bersama lagi. Dalam hatinya, ia bertekad untuk belajar lebih dewasa dalam menghadapi setiap masalah, sebab tidak ada berlian yang terlahir tanpa gesekan atau masalah. Baginya, usia itu adalah angka, tua itu pasti, tetapi dewasa adalah sebuah pilihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun