Mohon tunggu...
Krisostomus Amzal Rumadjak
Krisostomus Amzal Rumadjak Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa STFT Widya Sasana, Malang

Laki-Laki

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Tuhan dan Manusia (Universal Vs Teroris)

13 Februari 2022   14:09 Diperbarui: 13 Februari 2022   14:17 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I. Latar Belakang

Kasus terorisme terbaru terjadi di Indonesia pada 13 November 2019, sebuah ledakan terjadi di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara. Peristiwa tersebut mengakibatkan 5 orang tewas dan 2 orang lainnya luka-luka.

Oleh karena itu, penulis ingin membahas terorisme dari sudut pandang filsafat. Sebelum membahasnya, muncul beberapa pertanyaan: Apa itu terorisme? Apa konsep Tuhan bagi para teroris? Apa konsep manusia bagi para teroris? Apa konsep Tuhan dan Manusia secara universal?

II. Pengertian Terorisme 

Menurut kamus Oxford School Dictionary & Thesaurus, teror adalah usaha menciptakan ketakutan yang sangat dalam oleh seseorang atau kelompok.[1] Tindakan teror bisa dilakukan oleh siapapun dengan beragam motivasi. Motivasi teror diwujudnyatakan dengan cara lisan, tulisan, atau bahkan fisik. 

Terorisme menurut KBBI yaitu penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik); praktik tindakan teror[2].  Dari sini dapat diketahui tendensi dari tindakan terorisme. Tendensinya untuk memperoleh kekuasan, menimbulkan rasa takut dalam masyarakat, menujukkan eksistensi kelompoknya dan menyebarkan ideologi kelompok. 

Terorisme menurut UU No. 15 tahun terkhusus pasal 6 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Bab III berjudul 'Tindak Pidana Terorisme'.[3] Pasal 6 tertulis demikian: Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional dipidana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun. 

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, pengertian terorisme secara singkat adalah suatu tindakan teror dengan menggunakan kekerasan. Bertujuan untuk menimbulkan ketakutan, korban jiwa maupun materi serta memperjuangkan kepentingan politik dan ideologi kelompok tertentu.

 III. Memahami Konsep Tuhan: Universal vs Teroris.

 Konsep Allah sebenarnya lebih merujuk pada konsep agama samawi. Sedangkan konsep Tuhan lebih berkaitan erat dengan religiusitas dari seseorang. Religiusitas seseorang berkaitan dengan kepercayaan seseorang terhadap daya yang berasal dari luar dirinya.

 Konsep Tuhan secara umum ialah suatu daya dari luar diri manusia yang memberikan kehidupan. Ia mendorong manusia untuk mempunyai niatan yang baik. Niatan yang  baik itu harus diwujudkan dengan cara yang baik pula. Ciri utama dari cara yang baik ialah memberikan kehidupan.

 Konsep Tuhan juga dijelaskan dari sudut pandang filsafat. Konsep Tuhan dari sudut pandang filsafat identik dengan Prinsip "Ada", "Gerak" dan "Hidup". Diskursus tentang Allah dari sudut pandang filsafat (Prinsip "Ada", "Gerak" dan "Hidup") menghasilkan pendapat yang berbeda-beda. Beberapa filusuf mengakui eksistensi Allah.

Socrates menamai Daimonia.[4] dengan nama Allah merupakan Sang Penyelenggara Semesta. Dasarnya  yaitu Allah merupakan sesuatu hal yang berada di luar akal budi manusia. Allah tidak bisa disamakan dengan gambaran manusia (antroprofisme)

Platon menyebut nama Allah dengan sebutan Demiurgos atau Pencipta.[5]  Platon bisa menyebut Demiurgos berasal dari pemunculan Intelek Ilahi. Intelek Ilahi dapat dipahami dari gagasan empat proposisi yaitu: Ada yang tetap dapat dimengerti akal budi; Ada yang menjadi bukanlah Ada yang sejati; Ada yang menjadi memerlukan kehadiran unsur lain; sebelum Demiurgos menciptakan  sesuatu, ia merujuk dari hasil ciptaan yang ada. Sehingga, ia mampu memproduksi dunia yang paling baik dan  indah . Ia pun mendasarkan hasil produksi ciptaan pada Satu (hakikat Kebaikan). Hakikat Kebaikkan merupakan tanda dari aktivitas dan karya intelektual Demiurgos dengan menggunakan cara pemaduan dan pelepasan.

 Sebutan Allah menurut Aristoteles yaitu Motor Immobilis.[6] Motor Immobilis merupakan jawaban dari sebuah pertanyaan. "Apakah ada substansi super?" Motor Imobilis adalah Penggerak Pertama dari segala Ada.  Ia hanya memikirkan tentang dirinya sendiri karena ia bersifat tetap, abadi, sempurna, kekal dan transenden.

 Konsep Tuhan dari sudut pandang teroris tidak sejalan dengan sudut pandang universal. Konsep Tuhan bagi pelaku teroris merupakan konsep Tuhan yang egois. Mereka menggunakan konsep Tuhan untuk melegitimasi perbuatan keji mereka. Mereka menggunakan konsep Tuhan untuk menyebarkan ideologi mereka. Ideologi untuk melenyapkan manusia. Salah satu ideologi  yang salah diartikan yaitu jihad.[7] Para teroris mengartikan jihad secara sempit. Mereka hanya mengartikan jihad untuk kekerasan dan perang. Pandangan mereka terhadap jihad seolah-olah Tuhan mengajarkan untuk berbuat jahat. Pandangan tersebut mengindikasikan bahwa Tuhan seolah-olah tidak menginginkan kehidupan. 

 Padahal, jihad dalam al-Quran dan as-Sunnah artinya usaha keras untuk mengatasi kepentingan pribadi. [8]Hal ini bertujuan untuk memperoleh kebenaran. Kebenaran inilah yang menjadi fondasi dalam kepribadian seorang muslim. Jihad menghantar orang untuk berbuat baik. Dari sini bisa diketahui bahwa istilah jihad merupakan suatu hal yang luhur dan suci.  

 IV. Memahami Konsep Manusia dan Sesama : Universal dan Teroris.

Kemanusiaan dari sudut pandang filsafat mempunyai dua bagian yaitu jiwa dan badan. Setiap bagian memiliki ciri khasnya tersendiri. Kemanusiaan manusia berkaitan dengan hakikatnya dan sifat "mengada"nya (esse). [9]Hakikat manusia terletak pada jiwanya. Jiwa seseorang berkaitan dengan pikiran. Karena, manusia ialah binatang yang berakal budi. Manusia menggunakan akal budinya untuk mencari, memahami, mengenali situasi serta berani mengambil sebuah keputusan. Proses-proses tersebut merupakan sifat dari "mengada"(esse) manusia. "Mengada" (esse) berkaitan dengan segala pengalamannya. Hakikat manusia dan sifat mengada manusia merupakan satu kesatuan dengan badan manusia. 

Diskursus tentang jiwa dan badan dijelaskan oleh beberapa filusuf. Sokrates merupakan filosof pertama yang berbicara tentang siapakah manusia. Baginya manusia ialah jiwanya. Jiwa inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain. Jiwa bekaitan dengan berpikir. Berpikir merupakan tindakan keberadaan dari manusia. Keberadaan manusia untuk menemukan tujuan hidupnya yang sejati untuk memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan identik dengan keutamaan. 

Cara untuk memperoleh keutamaan dengan memiliki pengetahuan. [10] Plato meneruskan pendapat dari Sokrates tentang manusia. Manusia berada di dunia hanya sekedar numpang lewat karena ia melihat manusia memiliki dualisme. Dualisme  antara jiwa dengan badan. Istilah yang paling sering digunakan ialah tubuh adalah penjara jiwa. Tubuh itu bersifat sementara karena ia berada di dunia materi. Sedangkan, jiwa bersifat abadi karena ia berada di dunia ide. Sehingga, dualisme tersebut menyebabkan jiwa manusia menjadi tidak murni lagi. Cara untuk memurnikan jiwa dengan  berpikir. Ketika orang mampu berpikir, ia akan memiliki keutamaan (bersikap adil, bijaksana, dan sederhana) Aristoteles menganggap jiwa dan badan manusia merupakan hal yang setara. [11] 

Ia juga membedakan jiwa dalam tiga kategori yaitu jiwa vegetatif, jiwa sensitif, jiwa intelektif. [12]Dari ketiga jiwa tersebut, jiwa intelektif yang dapat menghantar manusia kepada kebahagiaan.  Mengapa? Karena jiwa intelektif memampukan manusia untuk berpikir secara rasional. Kebahagiaan seseorang bisa terlihat dari keutamaannya. Keutaman menurut Aristoteles ialah keutamaan etis, dianoetis. Keutamaan etis berkaitan dengan moral. Sedangkan, keutamaan dianoetis berkaitan dengan kebijaksanaan.  

 Kemanusiaan juga membahas relasi dengan sesama. Sesama dalam filsafat disebut juga dengan liyan[13] Terminologi liyan berasal dari metafisika Timur. Pertama kali terminologi ini muncul dalam politik. Bidang politik ini berkaitan dengan filsafat politik Plato. Filsafat politik digambarkan secara menarik dengan kodrat polis. Polis ialah tata hidup dari manusia yang memiliki jiwa. Namun, liyan dalam fisafat politik Plato mendiskriminasi kaum wanita, anak, dan budak. Liyan pada zaman sekarang dimaknai secara berbeda. Liyan atau sesama merupakan wujud dari eksistensi yang memiliki kebebasan. Kebebasan tersebut berasal dari dalam dirinya. Sehingga, kehadiran sesama harus dihargai.   

 Para teroris tidak memahami konsep dirinya.  Mereka tidak memahami bahwa dirinya adalah pribadi yang unik. Mereka tidak memahami bahwa mereka adalah makhluk yang berakal budi. Ketidakpahaman menyebabkan mereka tidak dapat bertindak seturut kemampuan akal budinya. Para teroris pun tidak bisa melihat sesamanya sebagai Aku yang lain. Hal ini disebabkan ideologi --ideologi yang mereka yakini seperti doktrin thagut (setan) terhadap simbol Negara (aparatur negara dan pejabat Negara). Para teroris menganggap mereka tidak menjalankan hukum agama dan menghina Allah. Sehingga,para teroris memusuhi mereka dengan melakukan penyerangan. [14]Taktik penyerangan yang digunakan ialah taktik ightiyalat.[15] 

III Kesimpulan

Para teroris menggunakan konsep Tuhan dan agamanya untuk menutupi tindakan keji. Para teroris menyerukan nama Tuhan. Namun, mereka membuat dan meledakkan bom. Para teroris menggunakan ayat-ayat Kitab Suci dalam setiap aksinya untuk membenarkan aksinya. Ayat-ayat Kitab Suci hanya dipahami secara sempit. Mereka ingin membela hak-hak orang lain. Namun, disisi lain mereka hanya membela hak-hak kelompok. Mereka tidak membela hak-hak di luar kelompoknya. Bahkan, mereka menghapus hak-hak orang lain dengan cara yang keji.

Maka, pemahaman dan penyadaran baru tentang konsep Tuhan, manusia dan sesame perlu semakin digalakkan lagi secara bersama dan harus berlandaskan pada asas kemanusiaan. Gerakan bersama dimulai dari lingkup yang paling kecil dan sederhana yaitu keluarga. Orangtua perlu mengajarkan nilai-nilai budi pekerti kepada anaknya. Nilai-nilai budi pekerti itu ialah percaya kepada Tuhan, menyadari dan mensyukuri keunikan dirinya, menghargai keberadaan orang lain dan menghargai alam.

Catatan Kaki

[1] Agus Handoko, "Analisis Kejahatan Berkedok Agama," Jurnal Sosial Budaya 6, no. 2 (2019): 157.

[2]Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 1185.

[3] Selvia Santi, "Terorisme Dan Agama Dalam Perspektif Charles Kimball," Jurnal ICMES 1, no.2 (Desember 2017):  188-189.

[4] Valentinus Saeng, Diktat Sejarah Filsafat Barat,  (Malang: STFT Widya Sasana, 2011), 43.

[5] Ibid., 53.

[6] Ibid., 69.

[7] Sarie Febriane "Ightiyalat Legitimasi Serangan,"Kompas, Jumat, 11 Oktober 2019, 1.

[8]Handoko, "Analisis Kejahatan...,"164.

[9] P.Leenhouwers, Manusia dalam Lingkungannya-Refleksi Filsafat Tentang Manusia (Judul Asli: Men zijin, een opgave! Op weg met zichzelf!), Pentr. K.J. Veeger (Jakarta: Gramedia, 1998), 64.

[10] Saeng, Diktat Sejarah..., 39.

[11] Ibid.,72.

[12] Ibid.,73.

[13] Armada Riyanto, Marcellius Ari Christy, Paulus Panjung Widodo., eds., Aku dan Liyan, " (Malang: STFT Widya Sasana),83.

[14] Febriane Sarie, "Ightiyalat...,"11.

[15] Ibid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun