Sembari tertawa Anggun menaggapi Budi dengan mengatakan bahwa mereka juga lebih hina daripada penampil drama diatas panggung. Mereka harus rela mengakui penyimpangan yang dimiliki demi sedikit menghibur kalangan yang mengaku paling superior di negara ini.
Perselingkuhan, merendahkan martabat orang lain, memaksa bekerja hingga tak bisa beristirahat, tentu bagi Budi dan Anggun hal itu sangatlah buruk daripada yang mereka lakukan.
Tak lama kemudian, Anggunpun menuduh jika Budi adalah salah satu dari perundung yang ingin menjadi superior ditempat kerja, dan lagi -- lagi hanya dibalas dengan anggukan serta berujar bisa jadi pria tersebut memang sudah seperti itu tanpa disadari.
Lalu Anggun merendahkan lagi Budi dengan mengatakan jika pria itu tak lebih dari babi berjalan yang hanya mengandalkan nafsu untuk menjalani kehidupan. Tambah kesal saat pria tersebut hanya mengulangi hal sama yakni setuju serta anggukan.
Saat Budi berujar setidaknya hari itu mereka bisa bertemu serta saling berbincang dengan waktu cukup panjang, tatapan wanita ini hanya terpaku ke arah hiruk pikuk kepadatan kendaraan dikota sambil membalas "dasar berengsek".
Kemudian barulah wanita ini menambahkan jika terkadang manusia -- manusia hina seperti mereka memang perlu bertemu dan berbincang seperti sekarang. Tak perlu mengeluarkan uang banyak untuk mendapatkan perhatian dan tak perlu juga hingga mencari orang baru untuk berbagi sudut pandang. Sembari membereskan barang bawaan yang tergeletak diatas meja, keduanya pun berpisah dan tak berharap bisa berjumpa lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H