Mohon tunggu...
Amung Palupi
Amung Palupi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Seorang yang sedang mencari kesempatan dunia dengan melakukan hal yang bisa dilakukan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Budi dan Anggun

7 Mei 2024   03:58 Diperbarui: 7 Mei 2024   04:32 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat Budi menimpal jika hal tersebut sangatlah tak mungkin, sembari membusungkan serta menahan dengan kedua tangan dadanya yang besar serta kencang itu, ia menawarkan pria tersebut untuk tidur bebas semalam saja dengan wanita ini, lalu mengejek jika baru melihat tubuhnya tanpa sehelai benangpun, si Anjing pasti seketika langsung terkulai lemas.

Tak lama setelah Anggun mengeluarkan sekotak rokok dan menghisapnya, Budi menanggapi dengan mengatakan jika kehidupan yang dijalani tak semunafik wanita dihadapan. Sembari tertawa wanita ini membalas jika hal tersebut (merokok) dilakukan hanya untuk menghilangkan kesuntukkan saja.

Lalu menambahkan jika berbicara dengan pria tak berpenampilan menarik memang bisa membuat suntuk dan risih. Seketika ditanggapi dengan tawa oleh Budi jika mereka bertemu karena undangan dari wanita dihadapan bukan dirinya.

Namun saat mereka kompak menanyakan tentang moral dan etika, ternyata jawabannyapun sama yakni kekuasaan karena uanglah yang menjadi Tuhan bukanagama dengan para pemuka serta pengikutnya.

Setelah cukup lama termenung, mendadak keduanya memecah keheningan dengan mengatakan bahwa mereka juga sebenarnya adalah manusia tak tahu diri karena masih menuhankan hal sama yakni kuasa uang yang bisa mengendalikan semua hal.

Pertanyaan Anggun tentang uang yang diterima oleh Budi tiap bulannya dijawab jika pria itu tak serendah orang lain yang hanya menghamburkannya demi memuaskan hasrat birahi terhadap wanita penjaja seks.

Seketika disambar jika hal yang barusan dikatakan hanya kemunafikan saja karena belum menemukan seseorang yang tepat dan mengaku tambah kesal saat Budi hanya membalas dengan anggukan.

Sembari mengambil serta menghisap lagi rokok yang berada didalam kotak dengan isi tinggal setengah, Anggun mengulang kembali jika pria paling buruk daripada pria hidung belang adalah Budi, seorang manusia berperilaku lebih dari hewan yang paling hina.

Setidaknya menurut pria tersebut, adalah kehadiran wanita ini menambah keberadaannya menjadi buruk disana karena status sebagai pelacur kelas atas tetapi masih ingin menemui pria tak tahu diri dengan penampilan terjelek disana.

Sembari menghembuskan asap rokok ke arah depan hingga membuat wajah Budi agak terlihat buram dipandangannya, Anggun mengakui jika mereka adalah hasil dari keburukan sikap serta tuntutan kejam masyarakat modern.

Anggun menambahkan jika mereka hanya 2 orang yang memiliki sifat serta pekerjaan najis di kehidupan sosial dari 200 juta penduduk yang tinggal di negara paling luas tersebut. Jika sukses irilah orang disekitaran, tetapi jika salah sedikit saja malah tak dimaklumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun