Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Karena Pernah Selamatkan PLN, Makanya Rizal Ramli Paham Ada Apa “di Balik” Proyek 35 GW Sekarang

6 Juni 2016   00:01 Diperbarui: 6 Juni 2016   03:15 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Melihat situasi ini saya justru pesimis, jangankan 35 ribu, 17 ribu saja saya masih ragu karena selama ini banyak kegiatan yang justru sifatnya hanya seremoni-seremoni saja” katanya Gus Irawan saat menjadi pembicara diskusi yang diselengarakan oleh LeKS Indonesia di Equity Tower SCBD Jakarta, Selasa (1/6)

Sebetulnya, kata Rizal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebenarnya sudah tahu hal ini. Termasuk orang-orang yang bereaksi keras saat Rizal Ramli meminta proyek 35.000 MW dievaluasi menjadi 17.000-18.000 MW pada Agustus 2015 lalu, adalah orang-orang yang memiliki kepentingan yang amat besar dalam proyek 35.000 MW tersebut.

“Tentu sebelum ngomong itu, kami sudah studi dulu. Saya nggak pernah ngomong sembarangan. Orang-orang yang bereaksi sangat keras waktu itu adalah orang-orang yang sangat berkepentingan,” tandas Rizal.

Sehingga itu, menurut Rizal Ramli, proyek 35.000 MW bisa merugikan PLN kalau terus dipaksakan. Sebab, kebutuhan listrik 5 tahun mendatang tak sampai 35.000 MW. Tentu akan terjadi kelebihan pasokan listrik. Independent Power Producer (IPP) yang menjual listrik ke PLN tentu tak mau rugi, PLN tetap harus membayar meski listrik banyak tak terpakai. Berdasarkan hitungan Rizal, PLN bisa rugi US$ 10,7 miliar per tahun.

"Andai kita bisa selesaikan, (maka) akan terjadi excess demand sehingga PLN harus bayar listrik yang sudah dibangun, mau dipakai (atau) nggak dipakai. Hitungan kami, PLN harus bayar US$ 10,7 miliar per tahun tanpa pakai listriknya (dari IPP). Ini membebani PLN, itu bisa jadi masalah besar nanti,” ucapnya.

Bila PLN sampai rugi sebesar itu, menurut Rizal Ramli, maka bukan hanya PLN saja yang bangkrut, tetapi negara juga bisa goyang. “Kami juga nggak mau PLN bangkrut lagi. Dulu 15 tahun lalu PLN bangkrut saya yang selamatkan. Bond (obligasi) PLN besar sekali, nanti kena ke perusahaan-perusahaan lain kalau bangkrut. Keuangan PLN harus sehat,” ungkap Rizal.

“Presiden Jokowi sudah paham ini. Saya pasang badan buat Pak Jokowi supaya PLN nggak bangkrut. Cuma masih ada pejabat ABS (Asal Bos Senang) yang bilang ini bisa, itu bisa. Jangan menawarkan mimpi yang solusinya juga nggak ada, terus bisanya cuma nyalahin PLN,” tandas Rizal Ramli.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun