Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Rizal Ramli: Mafia Berkeley Bikin Ekonomi Indonesia Dari Awal Babak Belur

11 Agustus 2014   19:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:49 4184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menjawab berbagai kegagalan tersebut, anggota Mafia Berkeley biasanya menggunakan alasan klasik yang menyesatkan, yaitu mereka menuding bahwa semua itu adalah akibat perilaku mantan presiden Soeharto.

Rizal Ramli yang pernah dipenjara pada era Orde Baru karena aktif menentang keras pemerintahan Presiden Soeharto itu pun menampik, bahwa memang Soeharto penuh KKN, tapi berbagai kegagalan yang timbul tentunya tidak dapat dibebankan hanya kepada Soeharto.

Rizal Ramli pun menggugat Mafia Berkeley ikut bertanggungjawab karena selama ini merekalah yang merumuskan strategi, kebijakan dan terlibat dalam implementasinya. “Banyak dari berbagai kegagalan tersebut berada pada tataran sangat teknis dan operasional yang tidak dipahami oleh Soeharto,” ujar Rizal Ramli.

Adalah sangat tidak bertanggungjawab dan tidak ksatria, bisa menikmati jabatan selama 32 tahun, ikut merasakan privileges dan ekses kekuasaan Soeharto, tetapi kemudian mereka malah menimpakan semua kegagalan dan kesalahan hanya kepada Soeharto, itupun baru berani mereka katakan setelah Soeharto tidak berkuasa.

Mengapa Mafia Berkeley gagal membawa Indonesia menjadi negara yang sejahtera dan besar di Asia walaupun berkuasa selama nyaris 40 tahun?

“Karena strategi dan kebijakan ekonomi Indonesia yang dirancang oleh Mafia Bekeley akan selalu menempatkan Indonesia sebagai subordinasi (sekadar kepanjangan tangan) dari kepentingan global,” ungkap Rizal Ramli. Padahal, lanjutnya lagi, tidak ada negara menengah yang berhasil meningkatkan kesejahteraannya dengan mengikuti model Konsensus Washington.

Kemerosotan selama tiga dekade di Amerika Latin (1970-2000) menurut Rizal Ramli adalah contoh monumental dari kegagalan tersebut. Justru negara-negara yang melakukan penyimpangan dari model Konsensus Washington seperti jepang, Taiwan, Korea Selatan, Malaysia, dan Cina berhasil meningkatkan kesejahteran dan memperbesar kekuatan ekonominya.

Negara-negara yang berhasil tersebut mengikuti model pembangunan Asia Timur yang memberikan peranan yang seimbang antara negara dan swasta, serta ketergantungan utang yang minimal.

“Dua negara Asia, Indonesia dan Filipina yang patuh pada Konsensus Washington, mengalami kemerosotan ekonomi terus-menerus, ketergantungan utang yang permanen, dan ketimpangan pendapatan sangat mencolok,” kata Rizal Ramli.

Dengan memahami penjelasan di atas dari Rizal Ramli sebagai tokoh terkemuka di bidang ekonomi yang tak pernah berhenti memperjuangkan ekonomi kerakyatan ini, tentulah dapat ditebak bagaimana kondisi dan wajah ekonomi Indonesia ke depan apabila para mafia ini masih bercokol nantinya dalam pemerintahan yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun