Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menyakitkan! Subsidi untuk Rakyat Dicabut, BUMN Malah “Disubsidi”

24 Januari 2015   12:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:28 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uchok pun memastikan, dari pengurangan alokasi anggaran subsidi ini menandakan bahwa wajah RAPBN-Perubahaan Jokowi ini adalah anti-rakyat, dan yang hanya boleh menikmatinya adalah para politisi serta para pejabat negara, dimana penambahan subsidi untuk BUMN sampai sebesar Rp.67,8 Triliun. Sedangkan subsidi untuk rakyat diturunkannya hingga sebesar Rp.181,9 Triliun.

Selain itu, Uchok juga menyinggung mengenai dana untuk desa, yang dinilainya Jokowi adalah presiden pelit buat orang-orang desa. “Penambahaan dana desa hanya sebesar Rp.11,7 Triliun saja. Bila dibandingkan dengan suntikan modal pemerintah kepada BUMN, penambahan sampai sebesar Rp.67,8 Triliun. Di mana dana desa pada APBN 2015 sebesar Rp.9 Triliun, dan pada APBN-P tahun 2015 sebesar Rp.20,7 Triliun,” urai Uchok.

Dan hal ini, menurut Uchok, adalah sudah jelas bahwa wajah RAPBN-Perubahaan 2015 kurang merakyat, anti rakyat. Ini menandakan bahwa blusukan Jokowi atau para menteri selama ini ke tempat-tempat orang miskin agar bisa membantu rakyat miskin hanyalah omong kosong, dan tidak bermanfaat kepada rakyat.

Menyikapi hal tersebut, Dr. Rizal Ramli yang pernah sukses menurunkan Utang Luar Negeri sebesar 9 Miliar Dolar AS selaku Menko Perekonomian di era Presiden Gus Dur, menulis status di akun twitternya: “Menyakitkan jika (pemimpin) hanya penampilan merakyat, tetapi kebijakan tidak berpihak pada majoritas rakyat.”

Namun meski begitu, Rizal Ramli tak pernah henti-hentinya memberi masukan saran maupun gagasan sederhana namun cerdas kepada Pemerintahan Jokowi agar dapat berbuat banyak untuk rakyat. Misalnya, ia pernah menulis tweet: “Di luar APBN, revaluasi asset BUMN (Rp450T) akan meningkatkan nilainya 2-3x. Seperti RR (Rizal Ramli) lakukan di PLN tahun 2000, aset PLN (ketika itu naik) 4x.”

Artinya, sesungguhnya banyak cara untuk memperbaiki BUMN tanpa perlu tambahan modal dari APBN. Dan Rizal Ramli selaku Menko sudah pernah membuktikannya, yakni dengan revaluasi asset PLN pada tahun 2000-2001 sehingga mampu membuat asset PLN naik 4 kali dari Rp.50 Triliun menjadi Rp.200 Triliun, padahal ketika itu PLN modalnya minus Rp. 9 Triliun yang secara tehnis PLN sudah bangkrut.

Namun berkat langkah revaluasi yang dilakukan Rizal Ramli tersebut, PLN pun akhirnya bisa kembali pulih dengan mengantongi Rp. 104 Triliun tanpa menyedot dana dari APBN.

Bukan hanya itu, ketika menjabat sebagai Presiden Komisaris di salah satu BUMN, PT. Semen Gresik (sekarang PT. Semen Indonesia), Rizal Ramli kembali membuktikan kinerja dan prestasinya, yakni berhasil menurunkan biaya produksi sebesar 8 Dolar AS per ton.

Selain itu, Rizal Ramli bahkan berhasil menambah hari produksi dari 250 menjadi 300 hari per tahun, sehingga keuntungan PT. Semen Gresik ketika itu juga berlipat kali.

Yakni tercatat di saat Rizal Ramli sebagai Presiden Komisaris (Preskom), angka penjualan produk Semen Gresik meningkat 12,1 persen atau dari 6,5 juta ton pada periode Januari-Mei 2007 menjadi 7,3 juta ton pada periode yang sama tahun 2008.

Begitu pun dengan angka pendapatan Semen Gresik yang berhasil ditingkatkan Rizal Ramli sebesar 22 persen, yakni dari Rp2,1 Triliun (Januari-Maret 2007) menjadi 2,56 Triliun (Januari-Maret 2008).  Laba bersih melonjak 36 persen dari Rp.330 Miliar menjadi Rp.515 Miliar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun