Karena saya lebih sering ke luar kota, hal ini tidak dapat saya follow up maksimal. Kemudian tidak saya ungkit lagi setelah kemudian di tahun 2019, KTP saya baru diberikan.
Saya masih menyimpan email koordinasi laporan saya ke kementrian. Surat pernyataan palsu, dan kekejian staff CAPIL Kota Baubau saat itu terhadap saya. Dan saya yakin, kekejian dan kekejaman birokrasi seperti ini bukan hanya terhadap saya, tetapi kepada banyak warga kota Baubau saat itu.
Menurut adik saya, yang memang lebih memilih tinggal di Kota Baubau sebagai jurnalis, urusan administrasi Kota Baubau saat ini telah dibenahi dan lebih baik dari sebelum sebelumnya.
Jika Setiap Situasi Harus Dibawa Oleh Rayat Sendiri ke Jakarta, Pantas Saja Jakarta/Ibukota Penuh
- Jika setiap ada masalah dengan dokumen dan identitas, kami diharuskan kembali ke kampung halaman untuk mengurus, lalu apa artinya KTP Online?Â
- Jika setiap kantor pemerintahan dari level paling bawah RT/RW, Desa, Kelurahan, Kecamatan, Kota, Kabupaten, Propinsi, bahkan sampai pusat tidak dapat berkoordinasi satu sama lain, lalu untuk apa KTP Online?
- Jika setiap permasalahan harus dibawa ke Jakarta oleh rakyat sendiri, lalu untuk apa ada kantor kantor pemerintahan dari level RT RW Desa sampai ke Propinsi?
- Bukankah harusnya di era digital saat ini, kita bisa lebih banyak menyelesaikan masalah, dan move on menyelesaikan masalah yang lebih kompleks lainnya?
Kerugian kerugian yang telah diakibatkan oleh birokrasi pemerintahan kita dari level bawah sampai atas bukan saja berdampak secara moril terhadap warga, tetapi juga secara materil. Dan ini berlangsung sudah sangat lama.
Sedih, tetapi rasa rasanya, seringkali saya merasa ketika merdeka dari penjajah puluhan tahun yang lalu, kami sebagai warga Indonesia yang tidak memiliki posisi strategis di pemerintahan, dijajah lebih sadis lagi oleh sesama kita sendiri melalui lembaga yang namanya pemerintahan.
Pengalaman pengalaman ketidakadilan yang saya alami sendiri di atas, hanya 1 dari sekian banyak korban korban birokrasi di Indonesia.
Akankah kita biarkan saja? Atau berbuat sesuatu untuk mengubahnya menjadi lebih baik?
p.s: Namun tidak dipungkiri bahwa perbaikan dan kemajuan urusan birokrasi Indonesia telah menjadi jauh lebih baik beberapa tahun belakangan ini. Awalnya saya hendak diam saja, dan terus mencoba survive ketika akan harus berurusan dengan birokrasi dan pemerintahan.
Namun perubahan dan perbaikan yang tampak beberapa tahun belakangan ini membuat orang seperti saya percaya dan akhirnya mau bersuara.
Tidak mungkin saya kemudian beranikan diri menulis ini jika tidak didasarkan pada kepercayaan atas pengamatan saya terhadap fakta bahwa Indonesia sedang berbenah menjadi jauh lebih baik. Dan ini harus dilakukan bersama sama. Pemerintah saat ini butuh kita untuk bersama-sama mereka memperbaiki keadaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H