Mohon tunggu...
MA Fauzi
MA Fauzi Mohon Tunggu... Penulis - Ilmu AlQuran dan Tafsir, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Mahasiswa | Penulis | Esais | Analitis Isu Terkini | Cerpenis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Potongan Skenario yang Aneh

15 Mei 2019   22:31 Diperbarui: 19 Mei 2019   20:32 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku yakin obat penenang ada di balik bantal rebahanku kemarin. Ternyata nihil. Aku menutup hidung gara-gara bau nambah menyengat. Aku cari asal sumbernya. Tidak lain dan tidak bukan, berasal dari komputerku. Apakah ada tikus yang mati di celah-celah rangkaian monitor atau memang komputerku banyak virus yang membangkai? Aku sempat membuka satu-satu file dengan masker menutupi area hidung dan mulut.

O, bau nambah menyengat seketika aku buka dokumen kisah kelam. Ya, perihal kematian orang tuaku yang tragis. Aku dapat cerita berdasarkan cibir masyarakat yang suka keliling rumah. Kadang tukang sayur. Kadang tukang sol sepatu. Mereka selalu bicarakan itu sampai aku hafal persis kronologisnya. Aku ketik semua dialog tentang orang tuaku karena kata nenek, sejarah akan berbohong bila tidak ditulis. Namun, yang aku dapat hanya adegan kebakaran pabrik roti dan kecelakaan pesawat. Aku mengelus dada dan bau itu tidak hilang di dokumen itu.

Aku setengah gila ketika segala pengalaman tragis muncul seketika aku menulis.

Sampai saat itu, aku dikatakan gagal menjadi penulis. Aku tidak bisa menjadi apa yang nenek harapkan. Kematian orang tuaku kini terjebak dalam cerita bukan kenyataan.

Apakah mereka masih hidup?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun