Mohon tunggu...
Amrudly
Amrudly Mohon Tunggu... -

hai saya orangnya gk jelas hidupnya. mencoba kemana saja. yang penting happy. kalau bisa ... kunjungi blog saya ya... amrudly.com gamgadget.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ritual Kekayaan Mendatangkan Malapetaka

30 September 2016   22:05 Diperbarui: 30 September 2016   22:13 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada saat wisuda, aku mendapat predikat terbaik. Aku mendapat gelar lulusan terbaik dari Universitasku. Aku banyak sekali mendapatkan penghargaan, baik itu regional maupun nasional.

Dengan aku mendapat gelar predikat terbaik dari Universitasku, tentu saja IPK-ku sangat tinggi. Hampir tiap semester aku mendapatkan nilai sempurna.

Pada saat kuliah semua menghargai aku. Semua segan terhadapku. Aku mampu melakukan apa saja.

Tapi….

Ketika aku terjun ke dunia kerja, aku malah tidak mendapatkan apa-apa.

Aku bingung dengan pekerjaan. Padahal semua prestasi kerja telah aku tunjukkan begitu juga dengan nilaiku yang luar biasa. Tapi tidak ada yang melihat diriku spesial. Mereka malah menganggap aku rendah.

Aku ditolak berkali-kali. Aku sempat berpikir kalau apa yang aku lakukan pada saat kuliah dulu tidak ada gunanya. Dengan nilai yang sempurna dan prestasi yang cemerlang. Aku pikir aku dapat mendapatkan kehidupan yang memuaskan. Kenyataannya berkata lain.

Dan setelah ratusan kali mencoba, akhirnya aku mendapatkan kerja. Walaupun aku katakan pekerjaan ini sangat tidak cocok untukku.

***

Setelah mencoba melamar ke sana ke mari akhirnya hanya satu pekerjaan ini yang menerimaku. Aku bekerja sebagai satpam. Haha kehidupan sedang sulit, pekerjaan apapun aku terima.

Aku menjadi satpam di rumah mewah. Rumahnya mungkin memiliki tiga lantai. Bukan saja rumahnya yang kelewat mewah, taman-tamannya juga sangat mewah. Banyak sekali bunga langka tumbuh di sini.

Pemiliknya juga sangat royal. Sangat royal untuk kehidupan dia saja. Sedangkan untuk pekerjanya sangat pelit. Entah sudah berapa kali dia terlambat membayar gaji kami.

***

Aku bekerja sebagai satpam dengan sift malam. Aku mulai bertugas pukul 22.00 malam sampai 08.00 pagi. Hehe aku jadi kelelawar.

Hanya satu tempat yang tidak boleh aku kunjungi pada saat kerja. Aku tidak boleh mendekati sebuah gudang. Gudangnya tidak terawat dan tiap malam selalu terdengar suara jeritan di gudang tersebut.

Temanku sudah beberapa kali mendengarnya begitu juga aku. Tapi perintah pemilik rumah melarang kami mendekati gudang itu. Dan itu membuatku semakin penasaran.

Aku ingin melihat gudang tersebut tapi selalu terhalang oleh temanku. Teman kerjaku sangat taat pada aturan ditambah dia penakut. Aku heran, kenapa dia sangat penakut padahal dia kerja sift malam.

“Dengar ya Andri, jangan pernah mendekati gudang itu. Jangan pernah!” kata Budi teman kerjaku.

“Kamu ini, kamu belum pernah ke sana tapi kamu langsung melarangku,” kataku setengah bercanda.

“Aaaaaaahhhhhhhhhh,” suara jeritan itu terdengar lagi. Aku semakin penasaran dan Budi langsung bersembunyi di balik selimut.

Sebenarnya, ada apa di dalam gudang itu?

***

“Andri, Budi jatuh sakit. Nanti malam kamu bekerja sendirian!” kata pemilik rumah kepadaku. Aku langsung mengiyakannya. Lagian kerjaku hanyalah mengawasi dan selama ini tidak ada yang berani mendekati rumah ini.

Pemilik rumah ini pun akan pergi ke luar kota. Sempurna aku nanti malam bekerja sendirian di rumah tidak ada penghuninya.

***

Huh … malam ini begitu sepi. Dan tiba-tiba saja….

“Aaaaahhhhhhhh,” suara jeritan itu terdengar lagi. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa penasaranku. Aku melangkah kakiku untuk melihat gudang itu. Berhubung tidak ada orang, tidak ada yang melarangku.

Tapi itu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku. Seharusnya aku tidak usah ke gudang tersebut.

Di dalam gudang aku melihat seorang perempuan yang kakinya dirantai kuat. Aku tidak melihat wajahnya karena dia membelakangiku. Rambutnya lurus panjang ke bawah.

Melihat itu aku langsung menolong perempuan itu. Tapi setelah aku menolongnya, ada yang salah dengan semuanya.

Ketika aku akan membuka rantai itu, entah kenapa aku tidak bisa menyentuh kakinya. Padahal rantai itu mengikat kakinya.

Perempuan itu juga selalu berkata, “jangan, jangan, jangan.”

Dan ketika aku berhasil melepaskan ikatannya, di situlah kebenaran terungkap. Ternyata selama ini pemilik rumah ini melakukan ritual. Mereka harus menangkap kuntilanak untuk mendapatkan kekayaan. Tentu saja mereka harus mengurungnya.

Dan kuntilanak itu menaruh dendam kepada pemilik rumah dan isinya. Tidak terkecuali dengan pekerjanya. Sial, sepertinya nasibku sudah ditentukan.

***

“Seorang miliarder hanya dengan semalam seluruh kekayaannya hilang secara misterius. Bukan hanya kekayaanya saja, seluruh keluarganya hilang secara misterius begitu juga dengan isinya. Polisi masih menyelidiki kasus ini lebih lanjut,” berita tersebut sedang trend satu minggu terakhir ini.

Sumber : bacacerpen.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun