“Andri, Budi jatuh sakit. Nanti malam kamu bekerja sendirian!” kata pemilik rumah kepadaku. Aku langsung mengiyakannya. Lagian kerjaku hanyalah mengawasi dan selama ini tidak ada yang berani mendekati rumah ini.
Pemilik rumah ini pun akan pergi ke luar kota. Sempurna aku nanti malam bekerja sendirian di rumah tidak ada penghuninya.
***
Huh … malam ini begitu sepi. Dan tiba-tiba saja….
“Aaaaahhhhhhhh,” suara jeritan itu terdengar lagi. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa penasaranku. Aku melangkah kakiku untuk melihat gudang itu. Berhubung tidak ada orang, tidak ada yang melarangku.
Tapi itu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku. Seharusnya aku tidak usah ke gudang tersebut.
Di dalam gudang aku melihat seorang perempuan yang kakinya dirantai kuat. Aku tidak melihat wajahnya karena dia membelakangiku. Rambutnya lurus panjang ke bawah.
Melihat itu aku langsung menolong perempuan itu. Tapi setelah aku menolongnya, ada yang salah dengan semuanya.
Ketika aku akan membuka rantai itu, entah kenapa aku tidak bisa menyentuh kakinya. Padahal rantai itu mengikat kakinya.
Perempuan itu juga selalu berkata, “jangan, jangan, jangan.”
Dan ketika aku berhasil melepaskan ikatannya, di situlah kebenaran terungkap. Ternyata selama ini pemilik rumah ini melakukan ritual. Mereka harus menangkap kuntilanak untuk mendapatkan kekayaan. Tentu saja mereka harus mengurungnya.