Mohon tunggu...
Amrudly
Amrudly Mohon Tunggu... -

hai saya orangnya gk jelas hidupnya. mencoba kemana saja. yang penting happy. kalau bisa ... kunjungi blog saya ya... amrudly.com gamgadget.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ritual Kekayaan Mendatangkan Malapetaka

30 September 2016   22:05 Diperbarui: 30 September 2016   22:13 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Andri, Budi jatuh sakit. Nanti malam kamu bekerja sendirian!” kata pemilik rumah kepadaku. Aku langsung mengiyakannya. Lagian kerjaku hanyalah mengawasi dan selama ini tidak ada yang berani mendekati rumah ini.

Pemilik rumah ini pun akan pergi ke luar kota. Sempurna aku nanti malam bekerja sendirian di rumah tidak ada penghuninya.

***

Huh … malam ini begitu sepi. Dan tiba-tiba saja….

“Aaaaahhhhhhhh,” suara jeritan itu terdengar lagi. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa penasaranku. Aku melangkah kakiku untuk melihat gudang itu. Berhubung tidak ada orang, tidak ada yang melarangku.

Tapi itu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku. Seharusnya aku tidak usah ke gudang tersebut.

Di dalam gudang aku melihat seorang perempuan yang kakinya dirantai kuat. Aku tidak melihat wajahnya karena dia membelakangiku. Rambutnya lurus panjang ke bawah.

Melihat itu aku langsung menolong perempuan itu. Tapi setelah aku menolongnya, ada yang salah dengan semuanya.

Ketika aku akan membuka rantai itu, entah kenapa aku tidak bisa menyentuh kakinya. Padahal rantai itu mengikat kakinya.

Perempuan itu juga selalu berkata, “jangan, jangan, jangan.”

Dan ketika aku berhasil melepaskan ikatannya, di situlah kebenaran terungkap. Ternyata selama ini pemilik rumah ini melakukan ritual. Mereka harus menangkap kuntilanak untuk mendapatkan kekayaan. Tentu saja mereka harus mengurungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun