Iqbal anak yang sholeh. Yakin akan cerita tetehnya, Iqbal menurut. Melihat anak-anak lain yang juga mendapat santunan dana PKH lalu mereka membeli mainan yang mahal-mahal, tak lagi membuatnya iri. Kata Ibu yang penting makanan yang Iqbal makan dapat terpenuhi gizinya. Â Sesekali Iqbal boleh jajan. Tapi tidak berlebihan.
Saluran Program dana bantuan seperti PKH kadang juga salah kaprah, salah sasaran. Definisi keluarga penerima manfaat kadang juag dibuat sendiri sehingga terkesan seakan-akan memang membutuhkan padahal berasal dari keluarga mampu. Bahkan ada keluarga yang tidak masuk dalam daftar penerima santunan. Padahal mereka sangat membutuhkan.
Sekarang, Teteh Suryamah sudah lulus SMK nya. Nilainya cukup baik. Teteh Suryamah ingin kuliah. Tapi tak mungkin karena dananya tidak mencukupi. Program Keluarga Harapan tak diperuntukkan anak mahasiswa. Sekarang Teteh Suryamah mengajar di sekolah anak usia dini. Berharap suatu saat ada kesempatan bersekolah di PG PAUD. Entah darimana, bolehlah rasanya Suryamah bermimpi, karena yakin Allah akan mewujudkan harapannya.
Kampung Lebak Saat adalah kampung yang berada di kota Cimahi  Kecamatan Cimahi Utara Kelurahan Cipageran Asri. Wilayah ini adalah wilayah transisi. Dikatakan kampung namun sudah dekat ke kota. Penduduknya belum siap menghadapi kondisi masyarakat perkotaan. Akibatnya meraka menjadi objek dari perkembangan lingkungan. Garis kemiskinan masih tetap terasa. Anak putus sekolah bertebaran di sini. Karena edukasi mereka masih terbatas.
Mewujudkan keluarga yang sejahtera adalah idaman setiap orang. Harapannya adalah dapat terpenuhi kebutuhan hidup, dari sektor pendidikan anak, kesehatan, gizi dan terjaminnya kesehatan penduduk lansia secara memadai. Namun bagaimana cara mewujudkannya, agar kesejahteraan  itu bisa dicapai sekarang dan untuk saat yang akan datang ditargetkan mejadi lebih mapan.Â
Program Keluarga Harapan yang terwujud menjadi keluarga yang mapan dan mandiri di enam tahun ke depan. Sehingga dapat menyosongsong masa depan nan sejahtera. Mewariskan kesejahteraan yang abadi, bukan dinasti kemiskinan yang turun temurun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H