Mohon tunggu...
Ammy Kudo
Ammy Kudo Mohon Tunggu... Freelancer - Pendidik AUD

Penulis, pendongeng, dan pendidik AUD

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Mau Terus Sekolah...

11 Februari 2019   15:20 Diperbarui: 11 Februari 2019   17:18 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Antara
Sumber: Antara
Tiba-tiba petugas dari RT datang membawa berita bahwa ada Program Keluarga Harapan dari  pemerintah. Iqbal ikut menyimak percakapan tamu dan Aa. Hore, Iqbal bersorak dalam hati. Berarti bisa sekolah. Iqbal sangat ingin melanjutkan ke MI. Sekolah Madrasah Ibtidaiyah ini lebih menarik buat Iqbal, karena ada pelajaran agamanya. Iqbal senang belajar Al Quran. Teteh Suryamah sangat mendukung keinginan Iqbal. Sekolah yang berkualitas nanti bisa membawa anak menjadi lebih hebat, katanya.

Ketika program PKH digulirkan, Ibu Iqbal mendapat jatah untuk Iqbal, Teteh Suryamah, Ujang dan Dadan, kakak Iqbal yang masih di SD.  Jatah teteh dan Iqbal cukup besar. Iqbal bisa beli peralatan sekolah seperti sepatu dan buku-buku. Sebagian ditabungkan. Teteh Suryamah yang mengatur sehingga Iqbal di MI nanti bisa punya banyak uang. Kata teteh jatah Iqbal sekarang lebih besar dari jatah Iqbal di MI nanti. Karena sekarang Iqbal masih usia Balita. Begitu katanya.

Teteh Suryamah dapat uang PKH yang juga cukup besar karena sudah SMK. Teteh Suryamah bisa menabung, katanya Teteh mau kuliah setelah SMK nanti. Ujang dan Dadan sekarang semangat lagi bersekolah. Mereka Janji tidak bolos lagi. Kalau rajin sekolah, pasti bisa menghadapai pelajaran sesulit apapun, pesan Teteh Suryamah.  Mereka tak lagi malu karena tak punya buku ataupun sepatu yang sudah butut.

Setiap selesai dibagi raport, Ibu Iqbal mengumpulkan raport anak-anaknya untuk difotocopy,  lalu menyerahkan pada petugas PKH di RT nya.  Setiap tiga bulan sekali, dana PKH itu turun. Ibu Iqbal dapat membeli  bahan makanan dengan harga murah di warung PKH di dekat rumahnya. Di sana dijual sembako dengan harga sangat murah. Dengan sedikit uang mereka bisa membeli aneka macam bahan kebutuhan pokok.

Bapak Iqbal belum sehat benar, tapi hatinya senang dan sangat bersyukur. Kebutuhan keluarganya bisa terpenuhi. Kebutuhan untuk dirinya berobat pun dapat teratasi. Bapak dan Ibu  Iqbal pun mendapat santunan dana PKH karena sudah lansia. Walau begitu, Bapak Iqbal tak bisa tinggal diam. Rasanya badan menjadi sakit. Sekarang, bapak Iqbal tetap sering ke kebun, namun mengukur diri sendiri untuk tidak bekerja terlalu berat. Kasihan anak-anak kalau saya sakit, begitu katanya. Ibu Iqbal pun masih bekerja di komplek perumahan. Lumayan, hasil mingguannya bisa untuk makan sekelurga dan ditabung untuk membeli kebutuhan lainnya nanti.

Usia 7 tahun, Iqbal berhasil masuk ke MI yang dekat dengan rumahnya. MI itu murah, bahkan memberikan potongan harga untuk anak yang tidak mampu seperti Iqbal. Yang penting semangat belajar, kalau berprestasi akan dapat beasisiwa. Begitu kata Ibu Yayasan sekolah MI.

Uang PKH Iqbal dan uang PKH yang diterima teman-teman lain seusianya tak berbeda. Yang berbeda adalah pemakaiannya. Uang Iqbal hanya tersisa sedikit setelah dibayarkan ke sekolah, sedangkan teman-temannya yang bersekolah di SD negeri mendapat banyak kelebihan.

"Bu, Iqbal mau beli HP. Kayak si Adin. " Rengek Iqbal suatu hari.

Ibu Iqbal bingung. Untuk apa anak sekecil ini minta HP? Lagi pula si Adin dapat uang darimana untuk beli HP? Adin adalah anak keluarga yang tidak mampu juga. Bapak Adin adalah buruh bangunan, yang kadang bekerja kadang menganggur. Ibu Adin juga pengangguran, yang sedang hamil. Adiknya Adin ada satu, masih balita. Kakak Adin sudah SMP. Ternyata setelah ditanya-tanya, uang PKH yang mereka dapatkan sangat besar. Jadi bisa dibelikan HP, bahkan bisa dipakai mencicil motor! Kakak Adin sekarang pakai motor ke sekolah.. Ternyata mereka mendapat santunan dana PKH untuk Ibu hamil, untuk anak Balita dan untuk Adin dan kakak Adin yang sudah SMP.

Ibu Iqbal yang hanya berpendidikan SD pun tak selesai, hanya bisa mengelus dada. Bagaimana caranya membujuk Iqbal, sementara dia sendiri pun tak tahu keuntungan dan kerugiannya kalau anak sekecil Iqbal punya HP. Menurutnya HP itu sebuah kemewahan.

Alhamdulillah Teteh  Suryamah membantu memberikan pengertian kan pada Iqbql. Uang PKH itu untuk membeli kebutuhan sekolah dan biaya sekolah. Kalau berlebih bisa disimpan untuk kebutuhan yang lain. Bukan untuk bermewah-mewah atau membeli barang yang tidak penting buat anak sekolah SD seperti Iqbal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun