Mohon tunggu...
Muhammad Ammar Dzakwan
Muhammad Ammar Dzakwan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Pemuda dengan segudang mimpi, tapi gudangnya kekunci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tepat 96 Tahun, Runtuhnya Kekhalifahan Terakhir di Muka Bumi (Turki Utsmani)

5 Maret 2020   09:04 Diperbarui: 5 Maret 2020   09:13 1771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kekaisaran Ottoman atau biasa disebut Kekhalifahan Usmaniyah (Turki Usmani) merupakan salah satu dinasti yang berkuasa cukup lama dalam sejarah dunia. Negara adidaya bercorak islam ini pernah menguasai sebagian besar wilayah timur tengah, eropa timur, dan afrika utara selama hampir 600 tahun.

Kekhalifahan ini pertama kali didirikan oleh seorang kepala suku Anatolia bernama Osman yang kelak menjadi asal muasal nama kekhalifahan ini (Usman) pada tahun 1299. Lalu beliau mulai membangun pemerintahan dan memperluas wilayah yang dilanjutkan oleh penerus-penerusnya Orhan, Murad I, Bayezid I, dan seterusnya.

Pada tahun 1453 khalifah Turki Usmani yang ke-7 bernama Muhammad Al Fatih (Mehmed II) berhasil menaklukkan pusat Kekaisaran Bizantium, Konstantinopel yang sekaligus menandai berakhirnya kekaisaran tersebut. Beliau telah mewujudkan sabda Rasulullah SAW dalam hadis yang mengatakan bahwa Konstantinopel akan ditaklukkan oleh sebaik-baiknya pemimpin dengan sebaik-baiknya pasukan pula.

Kekhalifahan Usmaniyah mulai mencapai masa kejayaannya pada era sultan Suleiman Al Qonuni (1520-1566).  Beliau berhasil memperluas wilayah kekaisaran ke wilayah-wilayah Balkan seperti Belgrad, Rhodes, dan Hungaria sebelum akhirnya harus mundur dari Wina. Ia juga menancapkan kekuasaanya ke asia tengah dan beberapa wilayah dinasti safawiyah seperti Tabriz, Armenia, Georgia, dan memasuki Baghdad pada tahun 1534. Pada tahun 1564, Sang sultan juga pernah memberikan dukungan milter pada Kerajaan Aceh dalam melawan Portugis dengan mengirimkan prajurit, teknisi, serta amunisi dan senjata yang melimpah.

Namun kejayaan itu tak berlangsung lama, sepeninggalan Sultan Suleiman, taka ada lagi sultan yang secakap dirinya setelahnya.

Pada awal abad ke-17, Kekaisaran Ottoman mulai mengalami kemunduran secara ekonomi dan kekuasaannya di Eropa. Pada saat itu, bangsa eropa mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan adanya renaisans dan revolusi industri. Faktor lain, seperti lemahnya kepemimpinan sultan dalam pemerintahan yang sering diintervensi oleh wazir-wazir dan selirnya semakin melemahkan kekhalifahan.

Kemunduran itu semakin tampak nyata pada tahun 1683. Pada saat itu, Kekaisaran Ottoman di bawah Wazir Agung Mustafa Kara Pasha mengalami kegagalan dalam pengepungan Wina melawan koalisi Kristen (Polandia-Lithuania, Kekaisaran Romawi Suci, dan Habsburg Hongaria). Kekalahan itu mengakibatkan munculnya banyak perlawanan dari kerajaan-kerajaan tersebut yang mengakibatkan Kekhalifahan usmaniyah kalah dalam Perang Besar Turki (1683-1699). Turki Usmani terpaksa harus kehilangan beberapa wilayahnya seperti Ukraina, Hungaria dan Balkan, Azoz, dan Montenegro.

Pada abad pertengahan abad ke-19, banyak aksi separatis dan pemberontakan yang ingin melepaskan diri dari Kekaisaran Ottoman. Bahkan pada tahun 1830, Yunani berhasil memisahkan diri dari pangkuan kekhalifahan setelah memberontak selama 9 tahun dan menjadikannya sebagai negara pertama yang merdeka dari Kekaisaran Ottoman.

Pada tahun 1877-1878, terjadi peperangan antara Rusia dan koalisinya dengan Kekaisaran Ottoman. Rusia yang baru saja mengalami kekalahan melawan kekuatan sekutu (Perancis, Turki, Inggris, dan Italia) dalam Perang Krimea (1853-1856) ingin menutupi teritorinya yang hilang dan memegang kendali atas laut hitam. Melihat dari kemerdekaan Yunani, Rusia lalu mengajak Serbia, Bulgaria, Romania, dan Montenegro untuk memberontak melawan Kekhalifahan. Akhirnya peperangan dimenangkan oleh Rusia dan koalisinya dan muncul Perjanjian Berlin yang mengakibatkan lepas dan merdekanya Serbia, Bulgaria, Romania, dan Montenegro dari Kekaisaran Ottoman.

Keadaan ekonomi Kekhalifahan Usmaniyah pun juga semakin memburuk karena terbelit utang yang sangat banyak. Pada masa Sultan Abdul Aziz (1861-1876) utang kekhalifahan membengkak hingga 103 juta franc. Belum lagi ditambah dengan utang yang diwariskan dari para sultan sebelumnya yang sebesar 15 juta pound. Utang yang tak mampu dibayar itupun berakibat dengan harus menuruti segala tekanan ekonomi dari negara yang meminjamkan utang. Seperti Inggris yang mensyaratkan pendirian bank-bank dan lembaga pengawas keuangan di Istanbul. Lalu Perancis yang merupakan peminjam dana terbesar, dengan paksa merebut pulau  Midley dan Maltien karena sudah kehilangan kesabaran dengan utang yang tak kunjung dibayar.

Kemunduran Kekaisaran Ottoman juga dipengaruhi oleh campur tangan pasukan elit janisari. Janisari merupakan satuan tentara khusus yang menjadi simbol militer Turki Usmani yang telah menjadi saksi hidup kejayaan kekhalifahan dan sempat sangat ditakuti di masanya. Pasukan yang dulunya sangat dielu-elukan ini nantinya berubah menjadi sebuah pengacau pemerintahan.

Pada pertengahan abad ke-17, roda pemerintahan sudah mulai banyak dipengaruhi oleh pasukan ini. Janisari bahkan berani melakukan kudeta pada Sultan Selim III karena beliau membentuk sebuah pasukan elit baru yang dilengkapi dengan persenjataan modern dan seragam tempur khas perancis yang bernama Nizam-I Cedid. Mereka menganggap hal tersebut adalah upaya sang sultan untuk menggantikan Janisari. Akhirnya pada tahun 1806, Janisari menurunkan Sultan Selim III dari tahtanya dan menaikan sepupunya, Mustafa IV ke tampuk kekuasaan.

Pada tahun 1826 Janisari mengadakan pemberontakan terhadap Sultan Mahmud II, tetapi sang sultan telah menyiapkan pasukan yang lebih modern untuk menghadapinya. Setelah mendapatkan restu para ulama, akhirnya Sultan memerintah pasukannya untuk menyerang pertahanan terakhir Janisari. Terdapat 4000 korban jiwa dari pihak Janisari, dan akhirnya pasukan elit ini dibubarkan.

Pada 1912-1913 meletus Perang Balkan antara Liga Balkan (Yunani, Bulgaria, Serbia, dan Makedonia) dengan Kekaisaran Ottoman. Perang ini berakhir dengan kemenangan Liga Balkan dan menyebabkan lepasnya Semenanjung Balkan dan Albania dari teritori Ottoman. Mulai dari saat ini, Turki Usmani hanya menyisakan Konstantinopel sebagai satu-satunya wilayah yang berada di daratan Eropa. Bahkan pada saat itu, Ottoman dijuluki sebagai "The sickman of Europe" .

Pada tahun 1914 Kekaisaran Ottoman membuat salah satu kesalahan besar dengan terjun dalam Perang Dunia 1, Perang Dunia 1 merupakan salah satu perang berskala internasional paling mematikan yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Ottoman masuk ke dalam Blok Sentral (Austro-Hungaria, Jerman, Bulgaria) yang berperang melawan Blok Sekutu/Entente (Perancis, Inggris, Amerika Serikat, Rusia, Jepang, Italia, dan lain-lain). Turki terjun ke dalam peperangan setelah menyetujui untuk bergabung dengan Jerman dalam aliansi anti Rusia dengan iming-iming wilayah Kaukasus, Barat Laut Iran, dan Trans-Kaspia.

Dalam Perang ini, Blok Poros kalah dan Kekaisaran Ottoman pun juga menerima imbasnya. Dalam Perjanjian Sevres, terpaksa harus menerima bahwa pihak sekutu akan mengendalikan teritori, pemerintahan, dan juga militer Ottoman. Belum lagi lepasnya wilayah-wilayah Arab oleh para pemberontak yang dibantu oleh Inggris dan Perancis yang kemudian akan menjadi Kerajaan Hijaz.

Lalu muncul Seorang tokoh bernama Mustafa Kemal Pasha, seorang pemimpin Gerakan Turki Muda yang memobilisasi pasukannya dan mengusir Tentara Yunani, Inggris, Perancis, dan Italia dari Anatolia serta mungkin menggagalkan Perjanjian Sevres. Kejadian itu diakui dalam Perjanjian Lausanne pada 24 Juli 1923. Pada akhirnya terbentuklah Republik Turki dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya yang mana ia memberi gelar pada dirinya sebagai "Ataturk". Ia juga mendirikan Majelis Agung Nasional Turki

Namun Mustafa Kemal malah menurunkan Sultan Mehmed VI dan mengasingkannya ke Malta serta menghapuskan Kesultanan. Lalu Abdul Mejid II diangkat menjadi Khalifah penerus walau akhirnya ia diusir dan Kekhalifahan pun dihapuskan.

Hal ini menjadi akhir dari suatu kekhalifahan yang telah berdiri 600 tahun lamanya. Kekhalifahan Usmaniyah juga menjadi kekalifahan terakhir di muka bumi.

Mustafa Kemal pun mendirikan Turki dengan pemerintahan sekuler. Ia mendirikan rezim satu partai yang tak tergantikan hingga 1945. Ia juga menggantikan kebudayaan Turki dengan kebudayaan Eropa yang jauh dari nilai Islami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun