Namun, di dalam dua kisah itu tersirat kesamaan usaha untuk menghapus wajah-wajah aneh nan menyeramkan yang muncul berulang dalam keluarganya masing-masing.
SBY berjuang memulihkan moral PD di mata publik oleh karena kelambanannya mengelolah bangsa dan aib korupsi di internal/keluarga PD, sedang suami Maria berjuang menghapus wajah-wajah misterius nan menyeramkan dari lantai rumahnya sendiri.
Sebagai catatan penutup, saat ini bangsa Indonesia membutuhkan revolusi mental yang konkret dari siapapun demi bonum commune. Sebab, revolusi mental untuk tidak korupsi, hemat saya, jauh lebih elegan dari pada sekedar statemen narsistis atau satiran saya prihatin. Mungkin dengan begitu, usaha SBY untuk memulihkan citra diri dan moral PD bisa lebih diterima dan dihargai di mata publik. Itu saja dulu deh. Wasalam. (bagas de')
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H