Mohon tunggu...
Ami Ulfiana
Ami Ulfiana Mohon Tunggu... Penulis - Gadis Pribumi

Untuk mereka yang menyimpan jiwanya rapat-rapat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ruang Luka untuk Alana - Part of Heal

8 Maret 2021   20:46 Diperbarui: 8 Maret 2021   21:23 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Fauzan masih demam Rum?" Tanyaku pada Rumi, asisten kerjaku.

"Mbak Anggi ini urgent, urgent sekali." Ucap Rumi dengan logat ngapak khas Cilacapnya. Aku sedikit terkekeh mendengar Rumi mengucap kata urgent yang justru lebih mirip orgen.

"Se urgent apa sih Rum? Sampai telfonnya ditutup sebelum aku selesai."

"Hehe maaf Mbak, tadi Fauzan ngompol di karpet."

"Jangan bilang yang kamu sebut urgent itu kamu mau tanya bagaimana bersihin karpet yang kena pipis bayi?"

"Duh ya tentu bukan to, lebih baik Mbak Anggi langsung ke kantor saja,"

Aku mengeryitkan dahi.

"Orangnya sudah menunggu di depan kantor sejak ba'da subuh tadi." Rumi melanjutkan.

Tanpa bertanya apapun aku langsung keluar menuju bangunan yang tepat berada di samping tempat tinggal Rumi. Tempat praktek kerjaku terdiri dari dua bangunan, satu tempat aku kerja sementara satunya lagi rumah berukuran 5x7. Aku sengaja membuatnya seperti ini, karena dulu aku berharap bisa tinggal disini bersama Awan, namun ternyata Awan tak sudi. Akhirnya aku pasrahkan rumah kecil ini pada Rumi berserta suami dan bayinya yang berumur enam bulan. Rumi yang kini bekerja sebagai asisten kerjaku dulunya anak didikku sewaktu KKN di Cilacap.

Pintu sudah tidak lagi terkunci, aku yakin Rumi telah memasukan orang tersebut ke ruang tunggu. Tidak biasanya Rumi mudah memasukan orang asing tanpa ada siapapun di dalam. Dari jauh aku sudah dapat melihat dengan jelas punggung pria itu, cukup tinggi dan berisi. Rambutnya dipotong tipis, mungkin hanya menyisakan satu atau dua centi pada rambut atasnya. Gaya berpakaian rapi sedikit ketat, aku bisa dengan jelas melihat bentuk tubuhnya sekalipun pria itu dalam posisi duduk. Dilihat dari fisik, gaya rambut dan penampilan aku dapat memastikan jika pria ini berprofesi sebagai aparatur negara.

"Permisi..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun