Mohon tunggu...
Amirullah
Amirullah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tenang dan sabar

mencari ilmu dengan niat harta ibarat makan kotoran dengan sendok berlian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Tauhid Imam Al-Ghazali

21 Januari 2021   17:27 Diperbarui: 21 Januari 2021   17:38 5565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemahaman akan Tuhan adalah sesuatu yang sentral bagi seorang muslim. Islam, yang membawa doktrin tauhid, dituntut untuk menjelaskan bagaimana maksud ajaran tauhid secara rasio. Dr. Abu al-Ala Afifi menerangkan bahwa pembahasan tentang Tuhan pada akhirnya mengantarkan ulama saat itu kepada pemahaman bahwa Tuhan adalah wujud hakiki dan yang lain adalah wujud artifisial karena yang lain itu tidak harus ada (mumkin al-wujud). Konsekuensinya: alam adalah ketiadaan karena yang hakiki hanyalah Allah SWT. Sebagai penjelasan pada artikel ini, setidaknya ada 4 hal yang harus bahas, yaitu Tauhid, Biografi Imam Ghazali,Pemikiran tauhid Imam Ghazali, dan kesimpulan.


Tauhid

 Tauhid menurut bahasa yaitu masdar/kata benda dari kata yang berasal dari bahasa arab yaitu "wahhada-yuwahhidu-tauhiidan" yang artinya menunggalkan sesuatu atau keesaan. Yang dimaksud disini adalah mempercayai bahwa Allah itu esa. Sedangkan secara istilah ilmu Tauhid ialah ilmu yang membahas segala kepercayaan-kepercayaan yang diambil dari dalil dalil keyakinan dan hukum-hukum di dalam Islam termasuk hukum mempercayakan Allah itu esa.


Ilmu tauhid adalah sumber semua ilmu-ilmu keislaman, sekaligus yang terpenting dan paling utama. Allah SWT berfirman:

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah." (Q.S. Muhammad: 19)


 Perkara dasar yang wajib dipercayai dalam ilmu tauhid ialah perkara yang dalilnya atau buktinya cukup terang dan kuat yang terdapat di dalam Al Quran atau Hadis yang shahih. Perkara ini tidak boleh dita'wil atau ditukar maknanya yang asli dengan makna yang lain.
Ilmu tauhid memiliki 4  sebutan, diantaranya sebagai berikut:


1.Ilmu 'Aqa'id: 'Aqdun artinya tali atau pengikat. 'Aqa'id adalah bentuk jama' dari 'Aqdun. Disebut 'Aqa'id, karena didalamnya mempelajari tentang keimanan yang mengikat hati seseorang dengan Allah, baik meyakini wujud-Nya, ke-Esaan-Nya atau kekuasaan-Nya.


2.Ilmu Kalam: kalam artinya pembicaraan. Disebut ilmu kalam, karena dalam ilmu ini banyak membutuhkan diskusi, pembahasan, keterangan-keterangan dan hujjah (alasan) yang lebih banyak dari ilmu lain.


3.Ilmu Ushuluddin: Ushuluddin artinya pokok-pokok agama. Disebut Ilmu Ushuluddin, karena didalamnya membahas prinsip-prinsip ajaran agama, s huedang ilmu yang lainnya disebut furu'ad-Din (cabang-cabang agama), yang harus berpijak diatas ushuluddin.


4.Ilmu Ma'rifat: ma'rifat artinya pengetahuan. Disebut ilmu ma'rifat, karena didalamnya mengandung bimbingan dan arahan kepada kepada umat manusia untuk mengenal khaliqnya.


Biografi Imam Ghazali
 Al-Ghazali nama aslinya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus; 1058 / 450 H -- meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52--53 tahun) adalah seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid.[butuh rujukan] Gelar dia al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (kini Iran). Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa dia bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jabatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.
 Di dalam muqaddimah kitab Ihya 'Ulumuddin, Dr. Badawi Thabana, menulis hasil-hasil karya Ghazali yang berjumlah 47 kitab, namun di sini penulis hanya akan mencantumkan beberapa karya al-Ghazali, antara lain:


1. al-Iqtishad fi al-I'tiqad (Moderasi dalam Aqidah)


2. al-Maqashidu Asna fi Ma'ani Asmillah al-Husna (Arti Nama-nama Tuhan
Yang Hasan) al-Qathasu al-Mustaqim (Jalan untuk mengatasi perselisihan
pendapat)


3. Khujjatu al-Khaq (Argumen yang Benar)


4. al-Muntahal fi'Ilmi al-Jidal (Tata Cara dalam Ilmu Diskusi)


5. Ihya 'Ulumiddin (Menghidupkan Kembali Ilmu-ilmu Agama


Pemikiran Tauhid Imam Ghazali

 Di dalam salah satu karyanya, Ihya' Ulum al-Din. Beliau mengatakan bahwa tauhid memiliki empat tingkatan, tingkatan yang terbagi menjadi : biji, inti dari biji, kulit, dan kulitnya kulit. Yang jika di perumpamakan secara sederhana bagaikan buah kenari. berikut diantaranya


1.Tingkatan pertama adalah mengakui keesaan Tuhan dengan lisan tapi tidak dengan hati yaitu Iman dengan ihsan semata saja yang di umpamakan dengan kulitnya kulit. Iman seperti ini adalah iman orang munafik.


2.Tingkatan kedua, meyakini keesaan Tuhan dengan hati seperti halnya mayoritas orang awam. Keimanan yang berupa mempercayai kalimat tauhid dalam hati, seperti iman mayoritas kaum muslim yang awam


3.Tingkatan ketiga, menyaksikan keesaan Tuhan dengan cara menyingkapnya melalui cahaya kebenaran yaitu keimanan yang disertai dengan penyaksian terhadap makna kalimat tauhid dengan cara mukasyafah (penyingkapan) melalui cahaya kebenaran. Iman seperti ini adalah maqam-nya orang-orang yang muqarrabin (mendekatkan diri kepada Allah) yang dilakukan dengan cara melihat segala hal, namun semua hal itu bersumber dari zat yang maha perkasa.


4.Tingkatan keempat, tidak melihat eksistensi kecuali keesaan yaitu Keimanan yang berupa melihat semua wujud yang ada hanya sebegai satu wujud. Inilah tingkatan iman para shiddiqqin (pencinta kebenaran) yang di peroleh dengan cara musyahadah (penyaksian). Dan dalam istilah sufi, tingkatan iman di sebut dengan al-fana' fi at-tauhid. Jadi ia tidak melihat dirinya, namun batinya bersatu tenggelam dengan zat yang esa. Inilah maksud dari ucapan abu yazid, "kemudian mengingat diriku sendiri telah membuatku lupa."
Imam al-ghazali berkata:

"Maksudnya adalah yang hadir dalam penglihatannya hanya ketunggalan. Oleh karena itu ia tidak memandang segala sesuatu sebagai hal yang bermacam-macam, akan tetapi sebagai suatu hal yang tunggal. Keyakinan ini adalah puncak tertinggi dalam tauhid."


Kesimpulan

Dari penjelasan di atas mengenai pemikiran tauhid Imam Al-Ghzali dapat disimpulkan bahwa:


1.Ilmu tauhid adalah sumber semua ilmu-ilmu keislaman, sekaligus yang terpenting dan paling utama.


2.Ilmu tauhid memiliki 4  sebutan, yaitu : Ilmu 'Aqa'id, Ilmu Kalam, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Ma'rifat.


3.Al-Ghazali nama aslinya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus; 1058 / 450 H -- meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52--53 tahun)


4.Hasil-hasil karya Imam Ghazali berjumlah 47 kitab, diantaranya ada : Al-Iqtishad fi al-I'tiqad, . al-Maqashidu Asna fi Ma'ani Asmillah al-Husna, Khujjatu al-Khaq, dan masih banyak lagi


5.Menurut Imam Ghazali tauhid memiliki 4 tingkatan, yaitu : tingkatan pertama adalah mengakui keesaan Tuhan dengan lisan tapi tidak dengan hati, tingkatan kedua, meyakini keesaan Tuhan dengan hati seperti halnya mayoritas orang awam, tingkatan ketiga, menyaksikan keesaan Tuhan dengan cara menyingkapnya melalui cahaya kebenaran, tingkatan keempat, tidak melihat eksistensi kecuali keesaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun