Subuh baru akan datang setengah jam
Wangi paris hiltonmu sudah memenuhi kamar
Rambut tersisir rapi ke kiri
Sarung terseterika halus menenangkan hati
sudah seminggu ini langkah pagimu meramaikan jalan perumahan
Istrimu terbangun dan tersenyum
menggeliat pelan meraih kamu punya tangan
Hatinya senang, suaminya bertambah iman
lalu berbisik halus nan manja
"hati-hati di jalan"
Sujud subuhmu sudah berakhir
kau langkahkan gontai kakimu pelan
Keluar dari masjid, mengusap minyak wangi ke kiri dan kanan lengan
Menapaki lorong rumah sahabatmu, Paidi
Lalu berhenti (tidak) sebentar
Sosok berdaster jingga menghentikan ayun sapunya
mengernyitkan mata kirinya
tersenyum manis ala model muda
lalu mengecupmu di udara
kau pun membalasnya dengan pipi merona
Duhaaaii, seminggu sudah kau temukan surga lainnya
Di rumah, teh hangat sudah terhidang di meja
dengan tempe goreng lengkap petis pedasnya
istrimu menggandeng tangan, mengajakmu ke meja
bisikmu padanya ,"abang berpuasa",
Aduhaaai lelaki surga
Subuh ketiga belas istrimu membangunkanmu
menggoyang pelan badanmu
sesekali mengecup kening, merayu
"ayo bang, solat di masjid, tiga hari absen, masjidmu rindu"
Kau bangun dan terduduk di tepi dipan,
menatap lembut istrimu dan tersipu,
katamu, "abang nggak suka imamnya, salah-salah bacaannya"
lalu kau ambil wudu, dan solat ketika sang surya datang
kemudian duduk di dapur menikmati kopi susu dan tahu goreng buatan istrimu
kau dengarkan celoteh istrimu kalau Paidi dan istrinya pindah rumah ke kota sebelah
Kau mengangguk takzim mendengarkan berita yang sudah kau tahu,
bahkan lekuk  molek tubuh istri Paidi, kau tahu itu.
Â