Mohon tunggu...
AMIR EL HUDA
AMIR EL HUDA Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Laki-laki biasa (saja)

Media: 1. Email: bangamir685@gmail.com 2. Fb: Amir El Huda 3. Youtube: s https://www.youtube.com/channel/UCOtz3_2NuSgtcfAMuyyWmuA 4. Ig: @amirelhuda

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Lelaki Perindu Masjid

9 November 2017   14:10 Diperbarui: 9 November 2017   18:03 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari www.pinterest.com dan diedit sedikit oleh penulis

Subuh baru akan datang setengah jam

Wangi paris hiltonmu sudah memenuhi kamar

Rambut tersisir rapi ke kiri

Sarung terseterika halus menenangkan hati

sudah seminggu ini langkah pagimu meramaikan jalan perumahan

Istrimu terbangun dan tersenyum

menggeliat pelan meraih kamu punya tangan

Hatinya senang, suaminya bertambah iman

lalu berbisik halus nan manja

"hati-hati di jalan"

Sujud subuhmu sudah berakhir

kau langkahkan gontai kakimu pelan

Keluar dari masjid, mengusap minyak wangi ke kiri dan kanan lengan

Menapaki lorong rumah sahabatmu, Paidi

Lalu berhenti (tidak) sebentar

Sosok berdaster jingga menghentikan ayun sapunya

mengernyitkan mata kirinya

tersenyum manis ala model muda

lalu mengecupmu di udara

kau pun membalasnya dengan pipi merona

Duhaaaii, seminggu sudah kau temukan surga lainnya

Di rumah, teh hangat sudah terhidang di meja

dengan tempe goreng lengkap petis pedasnya

istrimu menggandeng tangan, mengajakmu ke meja

bisikmu padanya ,"abang berpuasa",

Aduhaaai lelaki surga

Subuh ketiga belas istrimu membangunkanmu

menggoyang pelan badanmu

sesekali mengecup kening, merayu

"ayo bang, solat di masjid, tiga hari absen, masjidmu rindu"

Kau bangun dan terduduk di tepi dipan,

menatap lembut istrimu dan tersipu,

katamu, "abang nggak suka imamnya, salah-salah bacaannya"

lalu kau ambil wudu, dan solat ketika sang surya datang

kemudian duduk di dapur menikmati kopi susu dan tahu goreng buatan istrimu

kau dengarkan celoteh istrimu kalau Paidi dan istrinya pindah rumah ke kota sebelah

Kau mengangguk takzim mendengarkan berita yang sudah kau tahu,

bahkan lekuk  molek tubuh istri Paidi, kau tahu itu.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun