Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Andai Ditawari Jadi Menteri

16 Juli 2019   10:28 Diperbarui: 16 Juli 2019   10:42 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Kemenangan pasangan Capres 01 Jokowi-Amin sudah final. MK memutuskan dan mengukuhk  pembicaraan soal kebinet Jokowi-Amin mendatang tetap menarik. Mendapat perhatian publik. Harapan publik pada kinerja maksimal kabinet Jokowi-Amin sangat tinggi. Kabinet yang bisa bekerja membantu presiden dalam membangun Indonesia lima tahun kedepan.

Dalam berbagai kesempatan, Jokowi memberikan gambaran kriterian calon menteri yang akan direkrut. Jika dijabarkan beliau menginginkan calon menteri yang akan membantunya memiliki kriteria pekerja keras, seorang eksekutor, memilki kemampuan manajerial yang baik, loyalitas tinggi dan berintegritas termasuk bersih dari korupsi.

 Terkait kabinet mendatang, Jokowi mengatakan, dalam lima tahun ke depan, dia sudah tidak memiliki beban dalam memimpin Indonesia sehingga dia siap untuk mengambil keputusan yang terbaik untuk negara, meski keputusan itu dinilai miring.

Ditegaskan,  saya dalam lima tahun ke depan insyaallah sudah tidak memiliki beban apa-apa lagi. Jadi, keputusan yang gila, keputusan yang miring-miring, yang itu penting untuk negara ini akan kita kerjakan.  

Ungkapan ini memang wajar bagi Jokowi sebab pada pilpres berikutnya dia tak bisa mencalonkan kembali. Secara pribadi dia sudah tak memilki kepentingan politik lagi.

Pernyataan di atas menjadi harapan baru bagi rakyat Indonesia. Sebab selama ini sudah menjadi rahasia umum seorang presiden seringkali terbebani kepentingan-kepentingan politik dalam setiap langkah dan kebijakan yang akan diambil. 

Tak jarang kebijakan pemerintah diselaraskan dengan kepentingan politik pribadi atau partai pengusung. Walau demikian, tetap saja pernyataan tersebut masih perlu pembuktian. Waktu yang akan menjawabnya.

Selain itu, fokus kebinet mendatang bergeser dari infrastruktur ke pembangunan SDM. Karenanya dibutuhkan karakter menteri yang berbeda. Juga akan dihiasi banyak anak muda guna menjawab tantangan yang akan dihadapi pemerintah. Anak muda diyakini lebih energik, dinamis, cepat sesuai dengan tuntutan zaman yang serba cepat. 

Mungkin nanti ada menteri berusia 20, 25, atau 30 tahunan. Saat ini kita memiliki banyak anak muda berpotesi, demikian ungkap Jokowi.

Saat ini saya yakin banyak orang berharap ditawari jadi menteri oleh Jokowi. Sebab, menteri adalah jabatan prestesius dan bergengsi tinggi di negeri ini. 

Di samping akan mendapatkan berbagai macam fasilitas termasuk gaji yang besar juga menjadi tokoh publik yang mendapat perhatian lebih layaknya seorang selebritis ibu kota. Wajahnya akan sering tampil di layar kaca.

Harapan jadi menteri  sah-sah saja. Namun saya sarankan bagi mereka yang ditawari menteri oleh Jokowi jangan terburu-buru menerimanya. Kenapa? Sebab ekspektasi dan harapan rakyat terhadap pemerintahan yang akan datang sangat tinggi.  Selain itu, jika anda tidak terlalu mencintai pekerjaan. Memilki ritme kerja standar. 

Tak bisa fokus 100 persen dalam memimpin kementerian. Masih dibebani kepentingan atau kesibukan pribadi dan keluarga yang membayangi pekerjaannya sebagai menteri maka saya sarankan anda tak menerima tawaran tersebut. Karena sampai saat ini Jokowi dikenal sebagai pekerja keras, cepat dalam melangkah dan mengambil keputusan. Tak kenal lelah. Pantang menyerah.

Jika anda peragu. Masih ada rasa takut menghadapi resiko penolakan dari masyarakat. Tak mampu bertindak cepat dalam mengambil keputusan. Bukan ekskutor handal dalam mengahadapi setiap persoalan bangsa maka sebaiknya tawaran menjadi menteri jangan diterima. 

Sebab Jokowi terobsesi dengan menteri yang pandai dan cepat mengeksikusi setiap permasalahan. Seorang ekskutor trampil. Tegas, berani mengambil resiko. Siap dibully, dibenci bahkan dicaci.

Pada periode pertama, kita mengenal menteri-menteri yang dikenal hebat dalam bekerja. Berani dalam mengahadapi segala tantangan. Ada menteri kelautan Susi Pudji Astuti yang gagah berani menenggelamkan kapal-kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. Menteri Ignasius Jonan bak pejuang 45 menghadapi kekuatan asing di PT Freeport. Konon, awalnya mereka sempat ragu. 

Ketegasan presiden Jokowi membuat mereka tak ragu lagi dalam mengekskusi. Untuk menteri model ini Jokowi mencontohkan Menteri Pekeraan Umum dan Perumahan Rakyat Basuk Hadimuljono.

Menjadi menteri juga membutuhkan kemampuan menajerial tinggi. Karena pekerjaan tanpa menajemen yang baik tak mencapai tujuan secara maksimal. Bisa jadi kegagalan yang didapatkan. 

Menurut Ricky W Griffin menajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesian. 

Seorang menajerial bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Jika kemampuan menajerial anda pas-pasan sebaiknya tawari menjadi menteri ditolak.

Kemudian loyalitas. Calon menteri harus loyal kepada presiden sebagai kepala negara dan pemerintahan. Loyalitas total tak bercabang. Hanya loyal kepada presiden. Tidak boleh loyal kepada yang lain seperti partai, kelompok, atau kepentingan tertentu. 

Sehingga menempatkan kepentingan negara dan bangsa di atas segala kepentingan. Seorang menteri wajib mewakafkan dirinya untuk bangsa dan negara. Jika hari ini anda lebih mendahulukan, loyal kepada partai atau yang lain maka sebaiknya tawaran menjadi menteri tidak diterima.

Terakhir menteri kudu berintegritas tinggi. Integritas merupakan kualitas kejujuran dan prinsip moral di dalam diri seseorang yang dilakukan secara konsisten dalam kehidupannya secara menyeluruh. integritas adalah suatu kepribadian seseorang yang bertindak secara konsisten dan utuh, baik dalam perkataan maupun perbuatan, sesuai dengan nilai-nilai dan kode etik. 

Seseorang dianggap berintegritas ketika ia memiliki kepribadian dan karakter jujur dan dapat dipercaya, memiliki komitmen, bertanggung jawab, menepati ucapannya, setia, menghargai waktu, dan memiliki prinsip dan nilai-nilai hidup.

Karenanya calon menteri sepatutnya bersih dari korupsi. Tak boleh ada jejak korupsi dalam riwayat hidupnya. Kaitan ini, Jokowi telah bertekad akan menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan PPATK untuk mengecek rekam jejak keuangan calon menteri. 

Mereka yang bersentuhan dengan korupsi dipastikan akan tercoret dari calon menteri. Nah,  jika merasa tak bersih sebaiknya tawaran menteri anda tolak.

Walhasil, demikian ilustrasi saya terkait menteri dalam kabinet Jokowi-Amin. Tentu, itu masih "andai-andai". Masih harapan. Realisasinya berada di tangan Jokowi-Amin. Yang pasti ekspektasi rakyat terhadap keduanya dalam membangun negeri sangat tinggi. Kita tunggu bersama. Wa Allahu 'Alam

Penulis adalah Pendidik dan Pemerhati Sosial -Politik, tinggal di Indramayu

         

         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun