Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Andai Ditawari Jadi Menteri

16 Juli 2019   10:28 Diperbarui: 16 Juli 2019   10:42 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Harapan jadi menteri  sah-sah saja. Namun saya sarankan bagi mereka yang ditawari menteri oleh Jokowi jangan terburu-buru menerimanya. Kenapa? Sebab ekspektasi dan harapan rakyat terhadap pemerintahan yang akan datang sangat tinggi.  Selain itu, jika anda tidak terlalu mencintai pekerjaan. Memilki ritme kerja standar. 

Tak bisa fokus 100 persen dalam memimpin kementerian. Masih dibebani kepentingan atau kesibukan pribadi dan keluarga yang membayangi pekerjaannya sebagai menteri maka saya sarankan anda tak menerima tawaran tersebut. Karena sampai saat ini Jokowi dikenal sebagai pekerja keras, cepat dalam melangkah dan mengambil keputusan. Tak kenal lelah. Pantang menyerah.

Jika anda peragu. Masih ada rasa takut menghadapi resiko penolakan dari masyarakat. Tak mampu bertindak cepat dalam mengambil keputusan. Bukan ekskutor handal dalam mengahadapi setiap persoalan bangsa maka sebaiknya tawaran menjadi menteri jangan diterima. 

Sebab Jokowi terobsesi dengan menteri yang pandai dan cepat mengeksikusi setiap permasalahan. Seorang ekskutor trampil. Tegas, berani mengambil resiko. Siap dibully, dibenci bahkan dicaci.

Pada periode pertama, kita mengenal menteri-menteri yang dikenal hebat dalam bekerja. Berani dalam mengahadapi segala tantangan. Ada menteri kelautan Susi Pudji Astuti yang gagah berani menenggelamkan kapal-kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. Menteri Ignasius Jonan bak pejuang 45 menghadapi kekuatan asing di PT Freeport. Konon, awalnya mereka sempat ragu. 

Ketegasan presiden Jokowi membuat mereka tak ragu lagi dalam mengekskusi. Untuk menteri model ini Jokowi mencontohkan Menteri Pekeraan Umum dan Perumahan Rakyat Basuk Hadimuljono.

Menjadi menteri juga membutuhkan kemampuan menajerial tinggi. Karena pekerjaan tanpa menajemen yang baik tak mencapai tujuan secara maksimal. Bisa jadi kegagalan yang didapatkan. 

Menurut Ricky W Griffin menajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesian. 

Seorang menajerial bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Jika kemampuan menajerial anda pas-pasan sebaiknya tawari menjadi menteri ditolak.

Kemudian loyalitas. Calon menteri harus loyal kepada presiden sebagai kepala negara dan pemerintahan. Loyalitas total tak bercabang. Hanya loyal kepada presiden. Tidak boleh loyal kepada yang lain seperti partai, kelompok, atau kepentingan tertentu. 

Sehingga menempatkan kepentingan negara dan bangsa di atas segala kepentingan. Seorang menteri wajib mewakafkan dirinya untuk bangsa dan negara. Jika hari ini anda lebih mendahulukan, loyal kepada partai atau yang lain maka sebaiknya tawaran menjadi menteri tidak diterima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun